Rooming in (rawat gabung)
Rooming in merupakan suatu system perawatan dimana ibu dan bayi diasuh dalam 1 unit/kamar. Bayi selalu berada disamping ibu sejak lahir. Hal ini dilaksanakan hanya pada ibu dan bayi yang sehat.
Rooming in merupakan suatu system perawatan dimana ibu dan bayi diasuh dalam 1 unit/kamar. Bayi selalu berada disamping ibu sejak lahir. Hal ini dilaksanakan hanya pada ibu dan bayi yang sehat.
INDONESIA
Rawat gabung (Rooming in)
Rawat gabung (Rooming in)
Di Indonesia sudah banyak diterapkan Rooming in di berbagai
rumah sakit baik rumah sakit bersalin maupun rumah sakit umum. Di karenakan
kebijakan program nasional masa nifas dimana Gerakan Nasioanal ASI Ekslusif
yang dirancangkan presiden pada tanggal 22 Desember 1990, mendorong berbagai
rumah sakit bersalin dan umum melakukan atau menerapkan rooming in untuk ibu
dan bayi yang sehat.
Rawat gabung/ ”rooming in”
Di RSCM, semua bayi yang dikategorikan normal (kriteria bayi normal untuk setiap rumah sakit dapat berbeda), dirawat di tempat ini bersama dengan ibunya. Bayi yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
1. Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK) sehat.
2. NCB – kecil untuk masa kehamilan sehat dengan berat minimal 2000 g, refleks isap baik.
3. NKB – SMK, gestasi >34 minggu dan atau berat lahir >1800 g, refleks isap baik.
4. Bayi kuning (fisologis) dan hanya memerlukan terapi sinar saja.
Di RSCM, semua bayi yang dikategorikan normal (kriteria bayi normal untuk setiap rumah sakit dapat berbeda), dirawat di tempat ini bersama dengan ibunya. Bayi yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
1. Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK) sehat.
2. NCB – kecil untuk masa kehamilan sehat dengan berat minimal 2000 g, refleks isap baik.
3. NKB – SMK, gestasi >34 minggu dan atau berat lahir >1800 g, refleks isap baik.
4. Bayi kuning (fisologis) dan hanya memerlukan terapi sinar saja.
LUAR NEGERI
Rooming-In (Rawat Gabung)
Banyak RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama 24 jam. Kondisi ini dinamakan rawat gabung. Meskipun selama ini banyak RS yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat (Yamauchi And Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo And Kaminski 2000). Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (Skin-To-Skin Contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997). Karena itu pada tahun 2005, American Academy Of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI.
Rooming-In (Rawat Gabung)
Banyak RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama 24 jam. Kondisi ini dinamakan rawat gabung. Meskipun selama ini banyak RS yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat (Yamauchi And Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo And Kaminski 2000). Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (Skin-To-Skin Contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997). Karena itu pada tahun 2005, American Academy Of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI.
Keuntungan :
1. Suasana rooming in yang menyenangkan, tenang dan nyaman serta
tanpa ada pemisah antara ibu dan bayinya dikarenakan satu kamar, akan membantu
saat-saat berduaan dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. adanya
dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya
produksi ASI. Sehingga terciptanya ASI ekslusif.
2. ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk
memastikan ibu dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui.
Ibu dapat beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin bertambahnya
waktu juga, bayi akan memiliki pola menyusui. Sehingga ibu dapat mengatur
waktunya dengn baik. Pola menyusui yang bayi atur akan sangat spesifik sesuai
dengan kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan emosinya hingga kebutuhan
fisiologisnya. Dan pola menyusui tsb akan terus berubah sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Ini dikarenakan kedekatan ibu dan bayi yang
disatukan oleh system rooming in yang sudah diterapkan.
3. Tidak ada bukti bahwa ibu yang dipisahkan dari bayi mereka
akan beristirahat dengan tenang. Kebalikannya ibu akan lebih beristirahat dan
tidak stress ketika mereka bersama sang bayi. Ibu dan bayi belajar bagaimana
tidur dengan irama yang sama. Dengan demikian, saat bayi mulai bangun untuk
menyusui, maka sang ibu akan mulai bangun dengan alami. Ini tidak melelahkan
seperti jika sang ibu terbangun dari tidur lelap, seperti yang sering terjadi
jika bayi ada di tempat lain saat ia terbangun. Jika sang ibu diajari bagaimana
menyusui bayi dengan posisi tidur bersisian, maka ia akan istrirahat dengan
lebih baik.
4. Umumnya bayi menunjukkan tanda-tanda bahwa ia lapar sebelum
mulai menangis. Misalkan, nafasnya mungkin berubah. Atau ia mulai menggeliat.
Ibu akan terbangun, kemudian ASI akan mulai mengalir, dan bayi akan tenang
karena disusui. Bayi yang terlanjur menangis untuk beberapa saat sebelum
didekatkan ke payudara mungkin akan menolak menyusui. Walaupun ia sudah
kelaparan. Ibu dan bayi dianjurkan untuk tidur bersisian di RS. Ini cara yang
baik agar ibu dapat beristrirahat sembari bayi menyusui. Menyusui seharusnya
santai, bukan melelahkan.
5. Paling aman bayi tidur sendiri dalam boks yang sekamar dengan
ibu (rawat gabung/ room in). Sebaiknya boks bersisian dengan tempat tidur utama
agar ibu lebih mudah menjangkau bayi dan tidak terlalu lelah kala harus
bolak-balik menyusuinya. Kalaupun tidak memungkinkan untuk bayi tidur sendiri,
sebaiknya bayi ditempatkan di bagian sisi tempat tidur yang melekat ke dinding,
setelah itu ibu tidur di sebelah bayi dan ayah di sebelah ibu.
kerugian :
1. Banyaknya tidak diterapkanya rooming in berdasarkan pemikiran masyarakat di Indonesia akan rumah sakit yang terlalu banyak kunjungan dan itu mengakibatkan menjadi kotor. Secara di Indonesia katanya tamu yang datang banyak, takutnya ada kuman dan menganggu bayinya. jadi biasanya para suami menyarankan jgn rooming in, meski bisa kalo ambil kamar utama, tetapi mereka tetap memikirkan tentang ini bukan luar negeri. kebersihan belum begitu terjamin.
1. Banyaknya tidak diterapkanya rooming in berdasarkan pemikiran masyarakat di Indonesia akan rumah sakit yang terlalu banyak kunjungan dan itu mengakibatkan menjadi kotor. Secara di Indonesia katanya tamu yang datang banyak, takutnya ada kuman dan menganggu bayinya. jadi biasanya para suami menyarankan jgn rooming in, meski bisa kalo ambil kamar utama, tetapi mereka tetap memikirkan tentang ini bukan luar negeri. kebersihan belum begitu terjamin.
2. Sebaiknya bayi baru lahir tidak tidur bersama orang dewasa.
Hal ini demi meminimalkan risiko tertindih yang akan sangat membahayakannya
mengingat bayi-bayi kecil belum memiliki kemampuan bergerak untuk melepaskan
diri dari kondisi tersebut.
3. bu dengan berat lebih dari 80 kg terlalu berisiko bila tidur
bersama bayi (dikhawatirkan bila menindih bayi akan sangat membahayakan).
Hindari tidur bersama bayi bila Anda merokok, minum alkohol, mengonsumsi obat
tidur atau mengikuti suatu terapi yang menyebabkan Anda sulit bangun.
4. Jangan jadikan rail (pembatas, pinggiran) boks untuk tempat
mengantung baju atau benda lainnya karena dapat mengundang perhatian bayi dan
digunakan sebagai mainan dan berpeluang membahayakannya.
5. Fasilitas kesehatan yang biasa memisahkan bayi dan ibu
setelah kelahiran sudah ketinggalan jaman. Dan alasan pemisahan ini biasanya
adalah memberitahu para orangtua siapa yang berkuasa (RS) dan siapa yang tidak
(orangtua). Bahkan berbagai alasan klasik diberikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar