Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Konsep Asepsis



Tekhnik asepsis adalah usaha mempertahankan kondisi sedapat mungkin bebas dari mikro organisme ( Crown dalam Potter & Perry, 2005). Terdapat dua jenis tekhnik asepsis menurut Potter & Perry, (2005) yaitu asepsis medis dan asepsis bedah.
1.         Asepsis medis
Disebut juga teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran  mikroorganisme. Mencuci tangan, mengganti linen, dan menggunakan cangkir untuk obat merupakan contoh asepsis medis. Prinsip asepsis medis ini biasanya banyak dilakukan dirumah (Potter& Perry, 2005).
1.       Asepsis Bedah
Asepsis bedah adalah  tindakan tekhnik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu area. Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme dan spora (Rutala dalam Potter & Perry, 2005). Sepanjang fase pengalaman bedah, prioritas utama bagi semua tenaga adalah pencegahan komplikasi pasien, yang termasuk melindungi pasien dari infeksi. Kemungkinan infeksi menurun tajam dengan kepatuhan yang ketat terhadap prinsip asepsis selama persiapan praopertif pasien, tentunya juga dalam prosedur bedah, dan penyembuhan luka bedah.

Untuk memberikan kondisi pembedahan yang sebaik mungkin, ruang operasi terletak di bagian rumah sakit yang bebas dari bahaya seperti partikel, debu, dan polutan lain yang mengkontaminasi, radiasi dan kebisingan. Asepsis mencegah kontaminasi luka bedah, meskipun luka paska operasi mungkin disebabkan flora normal kulit atau infeksi yang sudah ada sebelumnya, tenaga ruang operasi memiliki tanggung jawab untuk meminimalkan risiko.

Menurut Potter & Perry (2005) prinsip - prinsip asepsis bedah adalah :
1.      Objek yang steril tetap steril kecuali bila disentuh oleh benda yang tidak steril. Prinsip ini memandu perawat dalam menempatkan objek steril dan bagaimana menggunakan objek tersebut.
                                                             a.      Steril menyentuh steril adalah tetap steril; contoh sarung tangan steril memegang objek diarea steril
                                                            b.      Steril menyentuh yang bersih menjadi terkontaminasi  Contoh; jika ujung spuit atau objek steril lainnya menyentuh permukaan sarung tangan yang bersih.
                                                             c.      Steril menyentuh yang terkontaminasi menjadi terkontaminasi, contoh; perawat menyentuh objek steril tanpa menggunakan sarung tangan steril.
                                                            d.      Steril yang diragukan dianggap terkontaminasi.
2.      Hanya objek steril yang dapat diletakkan diarea steril. Semua peralatan disterilkan dengan benar sebelum digunakan. Objek steril dijaga supaya tetap berada dalam area yang bersih dan kering. Bungkusan atau wadah tempat objek steril harus utuh dan kering. Bungkus yang telah sobek, bocor, basah atau terbuka adalah tidak steril.
3.      Objek atau area steril diluar lapang penglihatan atau objek dipegang dibawah pinggang individu adalah terkontaminasi. Perawat jangan membelakangi nampan steril atau membiarkannya tidak diawasi. Kontaminasi dapat terjadi secara tidak sengaja dengan melalui penjuntaian bagian dari baju, rambut yang jatuh atau sentuhan klien yang tidak diketahui terhadap objek steril. Setiap objek yang dipegang dibawah pinggang dinyatakan terkontaminasi karena objek tersebut tidak dapat diawasi setiap waktu. Objek steril harus dijaga tetap didepan dengan kedua tangan sedekat mungkin..
4.      Objek atau area steril menjadi terkontaminasi karena paparan yang lama terhadap udara. Perawat menghindari aktivitas yang dapat mengakibatkan arus udara, seperti gerakan yang berlebihan atau mengatur kembali linen setelah objek atau area steril dibuka. Pada saat kemasan steril telah dibuka, maka penting untuk meminimalkan orang yang lalu lalang diarea tersebut. Mikro organisme juga dapat berpindah dengan droplet melalui udara .
5.      Pada saat permukaan steril bersentuhan dengan permukaan yang basah, terkontaminasi, objek atau area steril menjadi terkontaminasi karena tindak kapilerisasi. Jika kelembaban menjalar melalui pembungkus pelindung kemasan steril, mikro organisme berpindah ke objek steril. Bila kemasan yang steril menjadi basah, perawat segera membuang objek tersebut atau disteril ulang.
6.      Cairan mengalir sesuai dengan arah gravitasi. Objek steril menjadi terkontaminasi jika gravitasi menyebabkan cairan yang terkontaminasi mengalir diatas permukaan objek steril.
7.      Bagian tepi dari area atau wadah steril dinyatakan terkontaminasi.

Menurut Smeltzer & bare (2002) Peraturan-peraturan dasar pada asepsis bedah antara lain:
1.      Umum
Permukaan atau benda steril dapat bersentuhan dengan permukaan atau benda lain yang steril dan tetap steril; kontak dengan benda tidak steril  pada beberapa titik membuat area steril terkontaminasi. Jika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka dianggap tidak steril atau terkontaminasi. Apapun yang steril untuk satu pasien dapat digunakan hanya pada pasien tersebut. Perlengkapan steril yang tidak dipakai harus dibuang atau sterilkan kembali jika akan digunakan kembali.
2.      Personil
Personil yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika personil scrub meninggalkan ruang operasi, status sterilnya akan hilang. Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub yang dianggap steril, pada beberapa ruang operasi suatu pelindung khusus yang menutup gaun dipakai, yang memperluas area steril. Perawat instrumentator dan sarana personil yang tidak scrub tetap berada pada jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril.
3.      Penutup atau draping
Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakang. Hanya bagian atas dari pasien  atau meja yang dianggap steril. Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan menggunakan penjepit atau perekat agar tidak berubah selama prosedur bedah. Robekan atau bolongan akan memberikan akses ke permukaan yang tidak steril di bawahnya dan penutup tersebut harus diganti.
4.      Pelayanan peralatan steril
Pak perlengkapan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibuka tanpa mengkontaminasi isinya. Peralatan steril, termasuk larutan disorongkan  ke bidang steril atau diberikan ke orang yang bersrcub sedemikian rupa sehingga  kesterilan benda atau cairan tetap terjaga.
5.      Larutan
Larutan steril dituangkan dari tempat yang tinggi untuk mencegah sentuhan tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril, tetapi tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkan cipratan (bila permukaan steril menjadi basah, maka akan dianggap terkontaminasi).

Tidak ada komentar: