DEFINISI
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).
Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.
Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan.
Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain – lain.
Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain.
Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :
Konsep diri posistif
Gambaran diri yang tepat dan positif
Ideal diri yang realistis
Harga diri yang tinggi
Penampilan diri yang memuaskan
Identitas yang jelas
FAKTOR PENYEBAB
Teori penyebab
Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah
Faktor Presipitasi
Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan.
Tanda dan Gejala
Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa – apa.
Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.
Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda sebagai berikut :
Produktivitas menurun.
Mengukur diri sendiri dan orang lain.
Destructif pada orang lain.
Gangguan dalam berhubungan.
Perasaan tidak mampu.
Rasa bersalah.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
Pandangan hidup yang pesimis.
Keluhan fisik.
Pandangan hidup yang bertentangan.
Penolakan terhadap kemampuan personal.
Destruktif terhadap diri sendiri.
Menolak diri secara sosial.
Penyalahgunaan obat.
Menarik diri dan realitas.
Khawatir.
Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis).
Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.
HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di personalisasi.
Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek – aspek.
Identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikologi – psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya dengan orang lain.
Mekanisme koping individu
tidak efektif.
Masalah Keperawatan
Gangguan konsep diri : HDR
DS : - Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO : - Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.
2. Perubahan penampilan peran
DS : - Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
DO : - Adanya keluhan fisik.
- Perubahan dalam tanggung jawab.
3. Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri.
DS : - Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu.
DO : - Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala.
- Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri.
- Menolak diajak berbincang – bincang.
- Posisi tidur janin.
4. Keputusasaan
DS : - Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran.
- Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya.
- Mengungkapkan keputusan.
- Mengatakan kata – kata pesimis.
- Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain.
DO : - Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat.
- Kurang berenergi.
- Pasif tampak apatis.
- Lebih banyak tidur menarik diri.
- Marah.
Kerusakan komunikasi
DS : - Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.
- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.
DO :- Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal
Resiko tinggi intoleran aktivitas
DS : - Klien mengungkapkan menolak aktivitas
DO :- Pasif
- Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain.
- Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari – hari.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasi
DS : - Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu, mencium bau yang nyata.
DO : - Klien berbicara, senyum – senyum, tertawa sendiri.
- Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan.
- Berbicara kacau, kadang – kadang tidak masuk akal.
- Tidak dapat membedakan hal – hal yang nyata dan tidak nyata.
Defisit perawatan diri
DS : - Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll.
DO : - Pakaian kotor, penampilan tidak rapi.
- Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap.
- Personal hygiene yang kurang.
- Makan tak mau / menolak.
- BAB / BAK tidak terkontrol.
Resiko perilaku pada diri sendiri, orang lain / lingkungan
DS : - Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan.
DO : - Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Ekspresi wajah tegang.
- Memukul atau menyakiti orang lain.
Merusak lingkungan sekitar.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Keputusan berhubungan dengan hdr.
Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.
Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
Rencana Keperawatan
Diagnosa : Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
Tujuan umum : Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik.
Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.
Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau menyetujui.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita.
Sediakan waktu untuk mendengarkan.
Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap aspek positif klien.
Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek – aspek.
Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien.
Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas kebersihan klien.
Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah.
6.1 Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR.
6.2 Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional
Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.
Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri.
Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.
Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri, memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan aktivitas tersebut.
Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat.
Hasil yang diharapkan.
Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita.
Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem pendukung).
Klien berperan serta dalam perawatan di derita.
Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang realistis.
Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya.
Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.
Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
Utamakan memberi nilai yang realitas.
Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
- ±Perkenalkan nama saya Jepi dari AKPER Ngudi Waluyo Ungaran, saya dinas disini 4 minggu.
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif yang bisa mas lakukan sehari – hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri, memandang ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak mau bicara ?
Rencana tindak lanjut
Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan positif yang mas miliki.
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?
Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang aja mas?
Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Ke – 2 (Kedua)
Proses Keperawatan
Kondisi klien
Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain.
Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
Tujuan khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tindakan keperawatan
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
Utamakan memberi pujian yang realistis.
Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini
Mas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ?
Kontrak
Kita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang – bincang tentang bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ?
Mas ingin kita bincang – bincang berapa lama ?
Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang – bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ?
Kerja
Selama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan.
Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan yang pernah mas miliki tersebut ?
Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ?
Mas bisa memanfaatkannya kembali ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang – bincang banyak tentang kegiatan yang mas miliki tadi ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ?
Rencana tindak lanjut
Mas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ?
Kontrak
Untuk pertemuan besok kita akan berbincang – bincang tentang merencanakan kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita berbincang – bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya setuju kan ?
Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Ke – 3 (Ketiga)
Proses Keperawatan
Kondisi klien
Klien sudah mau berkumpul sama teman – temannya.
Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
Tujuan khusus
Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tindakan keperawatan
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
Kegiatan mandiri.
Kegiatan dengan bantuan sebagian.
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang rencana yang akan kita lakukan mas ?
Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang – bincang lagi mas ? berapa lama mas ?
Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang – bincang dimana mas?
Kerja
Pada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil memotong rambut.
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang – bincang.
Kontrak yang akan datang
Topik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ?
Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang – bincang lagi ? mau berapa lama ?
Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang – bincang ? mas mau ditempat mana ?
Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Ke – 4 (Keempat)
Proses Keperawatan
Kondisi klien
Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka menyendiri.
Diagnosa keperawatan
Isolasi : MD berhubungan dengan HDR
Tujuan khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Tindakan keperawatan
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan klien.
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin.
Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ?
Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi?
Waktu : jam berapa mas bisa bincang – bincang lagi ? mas mau berapa lama ?
Kerja
Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang – bincang ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan – kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang kali ini coba nanti mas ingat – ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi .
Kontrak
Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang ada, kalau mau nanti kita bisa bincang – bincang.
Waktu : jam berapa mas mau bincang – bincang dengan saya ? mau berapa lama ?
Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ?
Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Ke – 5 (Kelima)
Proses Keperawatan
Kondisi klien
Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang klien memberi senyum.
Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan keperawatan
Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Apakah saran – saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang – bincang tentang sistem pendukung yang ada dalam keluarga mas ?
Waktu : jam berapa mas kita akan bincang – bincang ?
Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Coba ceritakan pada saya tentang saran – saran saya yang sudah mas lakukan.
Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?
Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Setelah berbincang – bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Evaluasi obyektif
Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?
Rencana tindak lanjut
Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.
Kontrak yang akan datang
Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
ASKEP PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH
March 11, 2009 by mirzal tawi
TUJUAN
PEMBELAJARAN1. Mengkaji data yang terkait masalah HDR
2. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data
yang dikaji
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan
Harga diri Rendah ? ? ?
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendahn diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisin tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain; terutama kesehatan jiwa
PENGKAJIAN
Subyektif :
Merasa tidak mampu melakukan sesuatun
n Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
Pandangan hidup yang pesimisn
n Penolakan terhadap kemampuan diri
Obyektif :
produktivitas menurunn
Tidak memperhatikan perawatann diri
Tidak menatap lawan bicaran
Bicara lambatn
Nada suaran lemah
Pengkajian
Fase orientasi
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya suster Rika,dari Pusk.Darul Imarah,bagaimana kalau kita berkenalan?Nama Bpk/Ibu siapa?senangnya dipanggil apa?”Bagaimana perasaan Bpk/ibu hari ini?Adakah yang Bpk/Ibu pikirkan?Bagaiman kalau kita bercakap-cakap ttg perasaan/mslh yang Bpk/Ibu hadapi?Mau berapa lama?bagaimana kalau 30 menit?mau duduk dimana?”bagaimana kl di R.tamu?
Fase kerja
“ Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah mengalami gempa dan tsunami? Apa harapan Bapak/Ibu setelah mengalami kejadian tersebut? Bagaimana Bapak/Ibu dapat mencapai keinginan/ harapan tersebut dengan adanya tsunami? Adakah harapan atau keinginan Bapak/Ibu yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang Bapak/Ibu rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai?”
“Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai Bapak/Ibu? Menurut Bapak/Ibu apa kelebihan yang dimiliki? Dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang Bapak/Ibu rasakan?”
Fase terminasi
“Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar,bagaimana perasaan Bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?Bagaimana kalau minggu depan kita bicarakan ttg kemampuan yang masih Bpk/Ibu miliki?”Berapa lama?Dimana?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan untuk Pasien:
Dpt mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif ygn dimiliki
Dpt menilai kemampuan yg dpt digunakann
Dpt memilih kegiatann sesuai kemampuan
Dpt melatih kegiatan yg dipilihn
Dpt merencanakann kegiatan yang sudah dilatih
TINDAKAN KEPERAWATAN
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikin pasien
Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat digunakann
n Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan/kegiatan yang sesuai kemampuan
n Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih
Membantu pasien dapatn merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.
n Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasien sesuai rencana/jadual kegiatan
1.Mengidentifikasi aspek positif:
Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan pasien yang masih dimiliki.n
n Beri pujian yg realistis
Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien dalam mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Orientasi:
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?,Bpk/Ibu terlihat segar!“.
“Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu lakukan?”ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu?
“Dimana kita duduk?“bagaimana kalau di ruang tamu?
“Berapa lama? ”Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja:
“Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?Saya buat daftarnya ya?
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?Menyapu?Mencuci piring………….dst”
“Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki.”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap
Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan.
“Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan”
“Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam 10,sampai jumpa ya”.
2.Membantu menilai kemampuan yg dpt digunakan:
Diskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat inin
Bantu pasienn menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien
Respons kondusif dann menjadi pendengar yang aktif
Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?, Saya sangatn senang melihat pagi ini bapak/ibu sudah terlihat lebih segar dan rapi.
n “Bagaimana,apakah ada lagi kemampuan Bapak/ibu yang belum kita bicarakan?
“Bagus sekali,jadi sudah ada 7 ya!n
“Baiklah kita akan menilain kegiatan yang masih bisa bpk/ibu lakukan.
“Mau duduk dimana?,berapan lama?
Kerja :
“Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah?
“Coba kita lihat,yang pertama bisakah?,yang kedua………sampai 7
“Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah.
“Menurut bpk/ibu adakah bantuan yang diperlukan?Iya bagus sekali.
Terminasi :
“bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan
“Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih
“Bagaimana kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan melatihnya,mau jam berapa?dimana?
3.Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dg kemampuan
Tindakan keperawatan :
Mendiskusikan dengan pasien kegiatan ygn dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Bantu pasien menetapkann kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien)
Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yangn dapat dilakukan pasien
Susun bersama pasien daftar kegiatan sehari-harin pasien
Berikut ini contoh percakapan perawat – pasien dalam membantu pasien menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
“Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini ?,Wah,nampak segar ya ?”masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama?
“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang lalu.”coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di rumah.”yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah saat ini belum bisa dilakukan,Baik no.3 mencuci piring,bisa ya?…..dst
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?dimana?
4.Melatih kegiatan pasien yg sudah dipilih:
Mendiskusikan dan tetapkann urutan kegiatan yg akan dilatih
Memperagakan kegiatan yg akan dilakukann pasien.
Beri dukungan dan pujian yang realistikn
5.Membantu pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan
Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yangn telah dilatih
Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat dilakukann pasien setiap hari.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransin dan perubahan setiap aktifitas yang telah dilakukan pasien
Susun daftarn aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
Berikann kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yangn dilakukannya
Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan :
“Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya?
“Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik.”nah sekarang kita pasang lagi spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..!
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan beri tanda ya.”nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa…
TINDAKAN KEPERAWATAN U/ KELUARGA
Tujuan :
Dapat membantu pasienn mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki
Memfasilitasi aktifitas pasien yangn sesuai kemampuan
Memotivasi pasien u/ melakukan kegiatan sesuai yang sudahn dilatihkan
Menilai kemampuan perkembangan perubahan kemampuan pasienn
TINDAKAN KEPERAWATAN
Membimbing keluarga menilai kemampuan positif yangn dimiliki pasien
Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalamn memperlihatkan kemampuan yang dimiliki
Menganjurkan keluarga untukn memotivasi pasien melakukan / melanjutkan latihan yang telah dilakukan pasien - perawat sebelumnya
Mendiskusikan dgn keluarga sikap-sikap positif yang perlun ditampilkan keluarga
Mengajarkan keluarga bagaimana menilain perkembangan/perubahan perilaku pasien
EVALUASI
Pasien :
Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positifn dirinya
Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akann dilakukannya
Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananyan
Keluarga :
Keluarga mendukung aktivitas pasienn
Keluarga dapatn memberikan pujian/reward terhadap pasien
Contoh percakapan perawat-keluarga agar keluarga menjadi pendukung terhadap aktifitas yang dapat dilakukan pasien
“Assalamualaikum !, bagaimana keadaan bpk/ibu disini?, bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak bpk/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih?Adakah waktu Bpk/ibu,kira-kira 30 menit?kita ngobrol disini aja ya?
“ Anak bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mandi.Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.Saya telah katakan bahwa bpk/ibu akan mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tsb sesuai jadual.Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya.dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual kegiatannya “
” Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan lain.Nanti kita lakukan bersama-sama.Sampai jumpa….
SUMBER: MODUL CMHN, DR.BUDI ANNA KELLIAT.M.AppSC,et.all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar