Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP Tn. SP DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG


Ruang  Rawat :  Kutilang                               Tanggal dirawat: 2 Februari 2010
  I.            IDENTITAS KLIEN
Inisial                             : Tn.SP
Umur                             : 37 tahun
Informan                        : Klien dan status klien
Tanggal pengkajian        : 13 April 2010
No.Rekam Medik          : 015038

II.            ALASAN MASUK
Klien masuk Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung karena perilaku mengamuk saat mengetahui istrinya sudah menikah dengan laki-laki lain. Setelah itu, klien juga melakukan perilaku mengamuk dengan kakak kandungnya karena masalah rokok.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan.

III.            FAKTOR PREDISPOSISI
1.      Klien mengatakan belum pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu.
2.      Klien mengatakan belum pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan ataupun tindakan kriminal. Tetapi klien pernah mengalami kekerasan dalam keluarga secara psikologis, yaitu istrinya menikah dengan laki-laki lain.
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3.      Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

4.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien sedih kehilangan istri dan anaknya karena istrinya menikah dengan laki-laki lain dan anaknya ikut dengan istrinya tersebut. Ekspresi wajah klien lesu dan seperti ingin menangis.
Masalah keperawatan : berduka disfungsional

IV.            FISIK
1.      Tanda-tanda vital : TD        : 130/80 mmHg
 N        : 90 x/ menit
 S         : 36.5 0 C
 P         : 28 x/menit
2.      Keluhan fisik : klien mengatakan kakinya gemetar, sehingga aktifitas klien terganggu.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri

V.            PSIKOSOSIAL
1.      Genogram






           


Keterangan :
                                Laki-laki                                              pernikahan
                                Perempuan                                          keturunan
                                Klien                                                   perceraian
                                Tinggal serumah

Klien dan keluarga : klien mengatakan komunikasi dengan orang tua dan saudara kandung cukup  baik, tetapi klien sudah kehilangan istri karena istrinya telah menikah dengan laki-laki lain dan membawa serta anaknya, sehingga klien sudah kangen dengan anaknya.
Masalah keperawatan : koping keluarga inefektif

2.      Konsep Diri
a.       Citra tubuh
Klien mengatakan paling tidak suka dengan kakinya karena kakinya sering gemetar dan mengganggu akifitas klien.
b.      Identitas diri
Klien mengatakan sebelum dia dirawat, dia berstatus sebagai suami dan bapak dari istri dan anaknya yang bekerja sebagai buruh. Klien cukup puas dengan pekerjaannya tersebut karena penghasilannya  dapat mencukupi keperluan keluarga sehari-hari dan klien juga senang bisa bergaul dengan rekan kerjanya.
c.       Peran
Peran klien sebagai kepala keluarga dalam  keluarganya sudah dia emban dengan cukup baik. Namun, karena klien mengalami gangguan jiwa, klien tidak mampu menjalankan perannya sebagaimana mestinya.
d.      Ideal diri
Klien mengatakan ingin sekali cepat pulang ke rumah karena sudah kangen dengan rumah dan ingin berkumpul dengan keluarganya, termasuk anak yang dibawa istrinya.
e.       Harga diri
Klien merasa tidak dihargai oleh istrinya. Klien menganggap dirinya rendah dari orang lain. Klien sering menunduk dan mengatakan “Ini salah saya!”
Masalah keperawatan : harga diri rendah


3.      Hubungan Sosial
a.       Orang yang berarti
Klien mengatakan paling dekat dengan adik terakhirnya karena adiknya sering menjenguk klien selama dirawat di rumah sakit jiwa.
b.      Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sewaktu klien sehat, klien mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat. Selama di RSJ, klien tidak mengikuti kegiatan kelompok, hanya mengikuti kegiatan senam dengan malas-malas, klien lebih banyak menyendiri.
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Selama klien di rumah sakit, klien jarang berhubungan dengan orang lain karena klien tidak suka klien lain yang suka merokok dan sering bertengkar. Selain itu, klien juga tidak mau berhubungan dengan teman-temannya karena klien malu tidak sholat.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial.

4.      Spiritual
a.       Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Klien juga percaya dengan adanya Tuhan Allah dan Rasul Muhammad S.A.W.

b.      Kegiatan ibadah
Sewaktu klien di rumah dulu, klien rajin sholat lima waktu maupun sholat sunah. Klien dulu juga pernah masuk pondok pesantren selama satu tahun. Klien mengatakan ibadah sangat penting untuk memperoleh pertolongan.
Maslah keperawatan : tidak ditemukan.




VI.            STATUS MENTAL
1.      Penampilan
Penampilan klien tidak rapi. Rambut klien acak-acakan, baju klien kotor oleh rambut kumis saat potong kumis dan  klien tidak punya inisiatif untuk membersihkannya.
Masalah keperawatan :  defisit perawatan diri
2.      Pembicaraan
Pembicaraan klien lambat, klien sering berpindah-pindah topik pembicaraan, klien hanya menjawab pertanyaan seadanya. Klien juga tidak mampu mengawali pembicaraan.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3.      Aktifitas motorik
Klien tampak lesu dan gelisah. Klien malas beraktifitas. Klien hanya beraktifitas mengikuti jadwal rumah sakit jiwa, seperti makan dan senam. Setelah klien melakukan aktifitas itu, klien lebih banyak duduk diam dan tidur. Klien juga tidak nyaman di rumah sakit jiwa.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4.      Alam perasaan
Klien terlihat sedih karena sudah kangen rumah dan ingin bertemu dengan anak semata wayangnya yang ikut istrinya.
Masalah keperawatan : berduka disfungsional
5.      Afek
Afek klien datar. Ekspresi muka klien tidak  berubah ketika diberi sesuatu seperti kue. Klien tidak mengucapkan terima kasih.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
6.      Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi dengan perawat, kontak mata klien kurang. Klien lebih banyak menunduk. Hanya sesekali klien mau menatap wajah perawat.
Masalah keperawatan : isolasi sosial


7.      Persepsi
Klien tidak menunjukkan gejala-gejala gangguan persepsi seperti berbicara sendiri. Tetapi klien sering melamun dan menyendiri.
Masalah keperawatan :  resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8.      Proses pikir
Klien mengalami flight of ideas. Pembicaraan klien berpindah-pindah dari topik satu ke topik lain yang tidak berhubungan dan tidak mengarah ke tujuan yang diharapkan.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
9.      Isi pikir
Klien berobsesi dengan rumahnya sehingga pikiran tentang rumahnya selalu muncul secara tiba-tiba. Klien juga asing dengan lingkungan rumah sakit dan orng-orang yang ada di dalamnya.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
10.  Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami disorientasi waktu dan tempat, tetapi klien mengalami disorientasi orang.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
11.  Memori
Klien tidak mengalami ganngguan daya ingat. Klien masih ingat dengan kejadian berbulan-bulan yang lalu.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
12.  Tingkat konsentrasi/berhitung
Konsentrasi klien tidak berfokus pada satu objek, perhatian klien mudah berpindah-pindah dari satu objek ke objek yang lain.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
13.  Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan


14.  Daya tilik diri.
Klien menyalahkan hal-hal yang di luar dirinya. Klien pernah menyalahkan kedua orang tuanya yang tidak mengurusinya dan memasukkan ke rumah sakit jiwa.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

VII.            KEPERLUAAN PERSIAPAN PULANG
1.      Makan
Klien makan sesuai dengan jadwal dan jatah dari rumah sakit, yaitu tiga kali sehari. Klien mampu makan secara mandiri, tetapi klien tidak mampu untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan (memerlukan bantuan).
2.      BAB/BAK
Klien menggunakan WC dan untuk BAB dan BAK, tetapi tidak mampu untuk membersihkan WC tersebut.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri
3.      Mandi
Klien hanya mandi satu kali sehari, yaitu pada pagi hari, itu pun kalau kebagian air. Kalau airnya habis, klien tidak mandi seharian. Untuk keperluan gunting kuku, cukur (kumis, rambut dan jenggot), klien memerlukan bantuan perawat. Dari luar, tubuh klien terlihat bersih kalau habis mandi pagi. Tetapi, kalau tidak mandi, tubuh klien terlihat kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Masalah keperawatan : defisit perawatan diri
4.      Berpakaian
Klien mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh petugas rumah sakit jiwa. Klien tidak pernah memakai alas kaki untuk bepergian. Penampilan klien hanyalah sederhana dan seadanya. Klien berganti pakaian sesuai dengan jadwal di rumah sakit.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri


5.      Istirahat dan tidur
Klien tidur siang selama ±3 jam dan tidur malam ±6 jam. Sesudah bangun tidur, klien tidak pernah mencuci muka.
6.      Penggunaan obat
Klien tidak mengetahui tentang jenis obat dan reaksi obat. Klien hanya mampu mengetahui dosis obat sesuai dengan petunjuk dokter/perawat.
7.      Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak mengetahui tempat dan waktu untuk perawatannya setelah keluar dari RSJ nanti. Klien juga tidak mengetahui sistem pendukung (keluarga, teman, institusi) yang akan mendukung dan membantu pemulihan kesehatannya.
8.      Kegiatan di dalam rumah
Klien belum mampu untuk melakukan kegiatan seperti mempersiapkan makanan, menjaga kerapihan rumah, mencuci pakaian maupun mengatur keuangan. Klien lebih sering melamun.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
9.      Kegiatan di luar rumah
Klien jarang melakukan kegiatan di luar rumah. Klien lebih sering menyendiri.
Masalah keperawatan : isolasi sosial

VIII.            MEKANISME KOPING
Saat menghadapi masalah, klien tidak mau bercerita langsung kepada orang lain. Respon klien terhadap masalah juga cukup lambat dank lien menghindari orang lain, padahal klien tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.
Masalah keperawatan : koping individu inefektif





 IX.            MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1.      Masalah berhubungan dengan lingkungan.
Klien tidak betah tinggal di lingkungan rumah sakit karena klien tidak senang melihat teman-teman di sekitarnya suka bertengkar dan merokok. Klien selalu teringat dengan lingkungan rumah.
2.      Masalah dengan pekerjaan.
Saat ini, klien tidak memiliki pekerjaan. Sebelumnya, klien bekerja sebagai buruh.
3.      Masalah perumahan.
Rumah tangga klien sudah hancur karena istrinya sudah menikah dengan laki-laki lain dan membawa serta anaknya.

    X.            PENGETAHUAN
Klien masih belum paham dengan gangguan jiwa, sistem yang mendukung kesembuhan penyakitnya, penyakit fisik yang dideritanya maupun obat-obatan yang diminumnya.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang gangguan jiwa

 XI.            ASPEK MEDIK
Diagnosa medik          : schizofrenia
Terapi medik               : Risperidon                 2 x 2 mg
                                      Haloperidol               2 x 5 mg
                                      Trihexipenidril           3 x 2 mg
                                      Chlorpromazine         25 mg - o - 50 mg

XII.            DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1.      Isolasi sosial
2.      Defisit perawatan diri
3.      Harga diri rendah
4.      Kerusakan komunikasi verbal
5.      Resiko gangguan persepsi sensori : halusinasi
6.      Koping individu inefektif
7.      Koping keluarga inefektif
8.      Resiko perilaku kekerasan

POHON MASALAH



 



























ANALISA DATA

Data senjang
Masalah keperawatan
DS :
-    Klien mengatakan tidak mau berhubungan dengan teman-temannya
-    Klien merasa tidak nyaman di rumah sakit
DO :
-    Klien jarang berinteraksi dengan orang lain
-    Klien lebih banyak duduk diam dan tidur
-    Ekspresi klien datar
-    Kontak mata kurang
-    Lebih banyak menunduk
-    Hanya sesekali klien mau menatap wajah perawat
-    Perhatian klien mudah bepindah
Isolasi sosial
DS :
-    Klien mengatakan aktifitas terganggu dan tidak membersihkan WC setelah BAB/BAK
-    Klien mengatakan hanya mandi satu kali sehari, jika tidak kebagian air, klien tidak mandi.
DO :
-    Penampilan klien tidak rapi
-    Rambut klien acak-acakan
-    Baju klien kotor oleh rambut kumis setelah dicukur tetapi klien tidak memiliki inisiatif untuk membersihkannya
-    Klien tidak mampu untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan
-    Bau badan klien tidak sedap
-    Klien tidak mengenakan alas kaki
Defisit perawatan diri
DS :
DO :
-    Klien mengalami flight of ideas (topik pembicaraan klien berpindah-pindah)
-    Klien tidak mampu mengawali pembicaraan
Kerusakan komunikasi verbal
DS :
-    Klien mengatakan malu dengan teman-temannya karena tidak sholat.
-    Klien menganggap dirinya rendah dari orang lain
-    Klien sering mengatakan “Ini salah saya!”
DO :
-    Klien sering menunduk
Harga diri rendah
DS :
DO :
-    Klien tidak mau menceritakan masalahnya kepada orang lain
-    Respon klien terhadap masalah lambat
-    Klien menghindari orang lain saat ada masalah
Koping individu inefektif

















CATATAN PERKEMBANGAN
TERHADAP TN. SP DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG



Nama klien      : Tn. SP
Ruangan          : Kutilang
No. RM        : 01 50 38
Dx. medik    : Skizofrenia

NO
DIAGNOSA
TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
1
12/4 2010
Dx. Isolasi Sosial
Melakukan bina hubungan saling percaya dengan klien :
a.       Mengucapkan salam terapeutik
b.      Memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan dan menjelaskan tujuan perawat berkenalan.
c.       Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
d.      Menanyakan perasaan klien setelah berkenalan.
e.       Memberikan pujian atau reinforcement positif bila klien dapat memperkenalkan dirinya.
f.       Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan.
g.      Membuat rencana tindak lanjut dari tindakan untuk klien.
h.      Membuat kontrak yang akan datang untuk klien
Subjektif :
Klien mengatakan masuk rumah sakit jiwa karena mengamuk saat istrinya diketahui menikah dengan laki-laki lain. Setelah itu, klien juga bertengkar dengan kakak kandungnya hanya masalah rokok.

Objektif :
a.       Klien menundukkan kepala.
b.      Kontak mata klien kepada perawat selama berinteraksi masih kurang.
c.       Klien hanya sesekali menatap wajah perawat.
d.      Klien lebih banyak menyendiri dikamar.
e.       Klien sudah kenal dengan perawat dan menjawab jika ditanya.

Analisis :
Bina hubungan saling percaya mulai terbina.

Planning :
Perawat :
Lanjutkan bina hubungan saling percaya kepada klien dan berikan SP 1 Isolasi social.
Klien :
Motivasi klien untuk lebih terbuka kepada perawat.
2
13/4 2010
Dx. Isolasi Sosial
a.       Mengucapkan salam terapeutik.
b.      Membantu klien mengenali penyebab isolasi sosialnya :
-          Siapa yang paling dekat dengan klien.
-          Hal yang menghambat klien becakap-cakap dengan pasien lain.
-          Menanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan pasien lain.
c.       Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan.
d.      Membuat rencana tidak lanjut untuk tindakan.
e.       Membuat kontrak selanjutnya.
Subjektif :
a.       Klien mengatakan paling dekat dengan ketua kamar.
b.      Klien mengatakan tidak mau bercakap-cakap dengan pasien lain dan sering bertengkar.
c.       Klien tidak dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian pasien lain.

Objektif :
Efek wajah datar, ekspresi kurang dan kontak mata kurang.

Analisis :
Klien tidak mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan pasien lain.

Planning :
Perawat :
Ulangi intervensi :
SP 1 Isolasi Sosial

Klien :
Motivasi klien untuk mau berinteraksi dengan pasien lain
3
14/4 2010
Dx. Isolasi Sosial
a.       Mengucapkan salam teraupetik.
b.      Membantu klien menngenali penyebab isolasi sosial:
-          Menanyakan siapa yang
       paling dekat dengan klien
-          Hal yang menghambat klien
       bercakap-cakap dengan
       orang lain
-          menanyakan keuntungan
dan kerugian berinterakasi dengan klien lain

c.      Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan
d.     Membuat rencana tindak lanjut
e.      Membuat kontrak yang akan datang : berkenalan dengan orang lain
Subjektif :
a.       Klien mengatakan paling dekat ketua kamar
b.      Klien mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain,yaitu ada teman ngobrol sedangkan kerugian tidak berinteraksi yaitu tidak ada teman ngobrol
Objektif:
a.      Kontak mata klien masih kurang
b.      klien mulai mau tersenyum dengan perawat

Analisa:
a.       Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian berinteraksi.
b.      Klien mulai terbuka dengan perawat.

Planning:
Perawat:
Ajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain.

Klien:
Motivasi klien untuk bersosialisasi dengan teman-temannya.
4
15/4/2010
a.      Mengucapkan salam teraupetik
b.      Memvalidasi kondisi klien
c.      Mengingatkan kontrak dengan klien
d.     Mengajarkan klien cara untuk berkenalan
e.      Mengevaluasi respon klien
f.       Membuat rencana tindak lanjut
g.      Membuat kontrak selanjutnya
Subjektif:
a.       Klien mengatakan masih ingat dengan apa yang telah dibicarakan sebelumnya yaitu tentang keuntungan punya teman dan kerugian tidak punya teman.
b.      Klien belum mampu berkenalan.

Objektif:
a.      Kontak mata klien masih kurang.
b.      Klien mulai terbuka dengan perawat.

Analisa:
Klien belum mampu berkenalan sesuai yang diajarkan perawat.

Planning:
Perawat:
Ulangi intervensi SP 1 tentang berkenalan.

Klien:
Motivasi klien untuk berinteraksi dengan teman-temannya.
5
16/4/2010
a.       Mengucapkan salam teraupetik.
b.      Memvalidasi kondisi klien.
c.       Mengingtkan kontrak dengan klien.
d.      Mengevaluasi respon klien.
e.       Membuat rencana tindak lanjut.
f.       Membuat kontrak selanjutnya
Subjektif:
Klien mengatakan masih ingat dengan apa yang diajarkan sebelumnya,yaitu cara berkenalan tetapi klien tidak dapat mengulanginya lagi.

Objektif:
a.       Klien tidak kooperatif dengan perawat.
b.      Klien mulai cuek dengan apa yang diajarkan perawat.

Analisa:
Klien belum mampu berkenalan.

Planning:
Klien:
Motivasi klien untuk mau bersosialisasi.

Perawat:
Bina terus dengan klien,ubah metode pendekatan terhadap klien.
6
17/4/2010
a.       Mengucapkan salam teraupetik.
b.      Memvalidasi kondisi klien.
c.       Mengingatkan kontrak dengan klien.
d.      Mereview penyebab klien menarik diri.
e.       Mengajarkan klien cara berkenalan.
f.       Mengevaluasi respon klien.
g.      membuat rencana tindak lanjut dari apa yang telah diajarkan.
h.      Membuat kontrak selanjutnya dengan klien.
Subjektif:
Klien mengatakan teringat dengan masa lalu dan rumahnya,sehingga memilih termenung sendiri.

Objektif:
a.       Klien termenung sendiri.
b.      Klien malas berinteraksi dengan orang lain,termasuk perawat.

Analisa:
Klien mengalami berduka disfungsional dan tidak mau berinteraksi.

Planning:
Perawat:
Ulangi intervensi SP 1 tentang berkenalan.

Klien:
Motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain.
7
19/4/2010
a.       Mengucapkan salam teraupetik.
b.      Memvalidasi kondisi klien.
c.       Mengingatkan kontrak dengan klien.
d.      Mereview penyebab klien menarik diri.
e.       Mengajarkan klien cara berkenalan.
f.       Mengevaluasi respon klien.
g.      Membuat rencana tindak lanjut dari apa yang telah diajarkan.
h.      Membuat kontrak selanjutnya dengan klien.





Subjektif:
Klien mengatakan sudah tidak terlalu ingat dengan rumahnya

Objektif:
a.       Klien mau berinteraksi dengan perawat lagi.
b.      Klien belum mampu mereview cara berkenalan.

Analisa:
Klien belum mampu berkenalan.

Planning:
Perawat:
Ulangi intervensi SP 1 tentang berkenalan.
Klien:
Motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain.

8
20/4/2010
Isolasi sosial

a.       Mengucapkan salam teraupetik.
b.      Memvalidasi kondisi klien.
c.       Mengingatkan kontrak dengan klien.
d.      Mereview penyebab klien menarik diri.
e.       Mengajarkan klien cara berkenalan.
f.       Mengevaluasi respon klien.
g.      Membuat rencana tindak lanjut dari apa yang telah diajarkan.
h.      Membuat kontrak selanjutnya dengan klien.
Subjektif:
Klien mengatakan masih tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

Objektif:
a.       Klien hanya mampu memperkenalkan nama
b.      Klien mulai kooperatif dengan perawat

Analisa:
Klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain.

Planning:
Klien:
Motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain
Perawat:
Ulangi intervensi SP I isolasi social besok tanggal 21/04/2010 pukul 15.00 WIB di ruangan Kutilang.
9
20/4/2010
Isolasi sosial

a.      Mengucapkan salam teraupetik.
b.      Memvalidasi kondisi klien.
c.       Mengingatkan kontrak dengan klien.
d.      Mereview penyebab klien menarik diri.
e.       Mengajarkan klien cara berkenalan.
f.       Mengevaluasi respon klien.
g.      Membuat rencana tindak lanjut dari apa yang telah diajarkan.
Membuat kontrak selanjutnya dengan klien.
Subjektif:
Klien mengatakan belum berinteraksi dengan orang lain.

Objektif:
a.          Klien hanya mampu memperkenalkan nama
b.         Klien sudah tidak banyak menunduk lagi
c.          Klien sudah mau menawari perawat untuk makan

Analisa:
Klien mulai ingin berinteraksi dengan orang lain

Planning:
Klien:
Motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain
Perawat:
Ulangi intervensi SP I isolasi social dan coba SP 2 besok tanggal 22/04/2010 pukul 09.00 WIB di ruangan Kutilang.

Tidak ada komentar: