A. PENGERTIAN
Fase preoperatif dimulai sejak keputusan untuk tindakan pembedahan dibuat
sampai dengan klien dipindahkan ketempat tidur kamar bedah.(Kamar operasi) Lingkup
aktivitas keperawatan selama fase ini dapat mencakup memepersiapkan klien
secara fisik dan psikologik untuk menjalani pembedahan, sehingga pada fase ini
fokusnya adalah identifikasi masalah klien dan kebutuhan klien untuk menjamin
keselamatan intra operatif dan pascaopertif
B. PENGKAJIAN
- Validasi tentang
a. Biodata klien
Nama,
umur, jenis kelamin, agama. Alamat, pekerjaan, tanggal masuk, dan No medical record
b. Persetujuan Tindakan
medik tentang tindakan operasi yang akan
dilakukan telah ditanda tangani oleh klien atau yang berhak mewakilinya.
c. Laporan riwayat kesehatan
dan pemeriksaan fisik ( riwayat alergi , penyakit kronik, serta hasil
konsultasi berbagai disiplin ilmu )
d. Catatan laboratorium
e.
Pemakaian protese ; Gigi palsu,
lensa kontak dan lainnya.
f.
Perhiasan; cincin,anting,
gelang, dan lainnya yang menempel pada tubuh klien terutama yang terbuat dari
logam.
g. Pakaian yang digunakan
h. Persiapan lainya ;
darah,cairan,oabat-obatan dan alat khusus yang akan digunakan selama
pembedahan.
i.
Persiapan area sekitar daerah operasi
j.
Medikasi praanestesi.
- Data subyektif
a. Kecemasan
Segala bentuk prosedur
pembedahan selalu didahului dengan suatu reaksi emosional tertentu oleh klien
apakah reaksi itu tersembunyi atau jelas. Kecemasan (ansietas) praoperatif kemungkinan merupakan suatu
respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai
suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup.
b. Ketakutan
Klien yang menghadapi
pembedahan dilingkupi oleh ketakutan, termasuk ketakutan akan ketidaktahuan,
nyeri, deformitas, kematian, Anestesia, dan prognosis terhadap penyakit yang
dideritanya.
- Data obyektif
a. Riwayat keperawatan
·
pengalaman sebelumnya terhadap pembedahan ( mungkin berpengaruh
terhadap respon fisik maupun psikologis terhadap pembedahan yang direncanakan )
·
pengalaman terahadap penggunaan obat-obatan dan program terapi yang telah diterima
sebelumnya.
·
Pemahaman terhadap prosedur
pembedahan
·
Kebiasaan mengkomsumsi alkohol ataupun narkotika dan zat aditif lainnya
diperlukan dalam penentuan penggunaan obat-obatan anestesia. Status fisiologis
(tingkat sehat – sakit)
·
Status psikososial( ekspresi kekhawatiran,tingkat ansietas,masalah
komunikasi verbal,mekanisme kopping)
·
Status fisik ( tempat
operasi,kondisi kulit dan keefektivitasan persiapan,pencukuran,keadaan
persendian)
b. Pemeriksaan fisik
·
Tanda – tanda vital yang berfluktuasi akibat kecemasan ataupun
ketakutan
·
Ketidak tepatan klien mengikuti instruksi
·
Ketakutan diekspresikan secara langsung dengan cara berulang mengajukan
banyak pertanyaan,walaupun telah dijawab sebelumnya.
·
Kemungkinan menarik diri dengan
cara menghindari komunikasi dengan petugas.
·
Klien tampak gelisah dan sering mondar – mandir serta minta izin untuk
buang air kecil
c. Pemeriksaan penunjang dan
diagnostik
Kebutuhan operasi umumnya meliputi
·
urinalisis,Darah lengkap, waktu pembekuan dan perdarahan,gula darah,
elektrolit, pemeriksaan fungsi ginjal ,hepar ,EKG untuk mengetahui gambaran
jantung, Pemeriksaan radiologi tergantung dari tipe operasi , pemeriksaan
fungsi paru dan analisa gas darah.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
PERENCANAAN
NO
|
DIAGNOSA
|
PERENCANAAN KEPERAWATAN
|
|
TUJUAN
KRITERIA HASIL
|
RENCANA TINDAKAN
|
||
1.
|
Kurang pengetahuan
megenai kondisi,prognosis, dan kebutuhan pengobatan
Data Subyektif:
Klien menyatakan belum
memahami proses pembedahan yang akan dijalani.
Data obyektif
Klien sering bertanya
tenatang hal yang sama walaupun telah dijelaskan sebelumnya
|
Klien mengutarakan pemahaman proses pra
operasi/penyakit dan harapan pasca operasi
Kriteria hasil:
- klien
melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari tindakan yang
akan dilakukan
-
klien
dapat mengubah prilaku yang diperlukan dalam regimen perawatan.
|
1. kaji tingkat pemahaman klien
tentang pembedahan
2.
tinjau
ulang perjalanan penyakit/keluhan klien dan antisipasi prosedur pembedahan.
3. Gunakan
sumber sumber bahan pengajaran secara optimal.
4. Lakukan
program pengajaran praoperasi individual : pembatasan dan prosedur
operasi/pasca operasi, misal perubahan urinarius dan usus, pertimbangan
diet,tingkat perubahan aktivitas,latihan pernafasan dan kardiovaskulaer,
kontrol rasa sakit.
5. Informasikan
klien/orang terdekat mengenai rencana pembedahan, prognosa dan alat – alat
bantu yang akan terpasang setelah klien menjalani pambedahan
6. Informasikan
kepada klien mengenai jadwal dan kamar operasi , serta dimana dan kapan
ahlibedah akan berkomunikasi dengan klien dan orang terdekat klien
7. Kaji
pengetahuan klien tentang pembedahan yang akan dilakukan dan persiapan yang
telah disiapkan oleh klien.
|
2
|
Ketakutan/ansietas
berhubungan dengan krisis situasional, ketidak akraban dengan
lingkungan,ancam an kematian, perubahan pada status kesehatan, berpisah
dengan sistem pendukung yang biasa.
Data subyektif
Klien mengatakan cemas meng hadapi operasi
Klien mengatakan ini pengalaman pertama kalinya
Data obyektif
Wajah tampak tegang
Klien tidak dapat beristirahat
Pada klien anak dapat
sampai dengan menangis dan berteriak-teriak.
|
Ketakutan/ansietas
berkurang sampai dengan hilang
Kriteria hasil:
- Klien
tetap santai dan dapat beristirahat
- Melaporkan
penurunan rasa takut dan cemas yang berkurang ketingkat yang dapat diatasi
- Klien
dapat mengenali tim dan staff kamar opeerasi
- Klien
telah menanda tangani lembar persetujuan.
|
1.
Sediakan
waktu kunjungan oleh personal kamar operasi sebelum pembedahan bila
memungkinkan
2. Diskusikan
dengan klien hal-hal yang menakutkan dan mencemaskan klien.
3. Informasikn kepada klien/orang
terdekat klien tentang peran advokat perawat intra operasi.
4. Validasikan
sumber rasa takut
5.
Beritahukan
klien kemungkinan dilakukannya anestesi umum, lokal ataupun spinal
6.
Perkenalkan
staf pada waktu pergantian kekamar operasi.
7. Periksa
dan cocokan identitas klien dengan kartu dan jadwal klien serta daerah yang
dioperasi serta tanda tangan persetujuan operasi.
8. Cegah
pemajanan tubuh yang tidak diperlukan selama pemindahan ataupun pada ruang
operasi.
9.
Berikan
penjelasan dan petunjuk yang sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti.
10. Perkenalkan
klien dengan lingkungan kamar operasi selama memasuki ruang operasi.
11. Kurangi
stimuli eksterna dengan tidak membuat gaduh atau menimbulkan suara yang tidak
diperlukan.
12.
Anjurkan
dan berikan kesempatan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
13. Jelaskan
kepada klien alat-alat, balutan yang akan terpasang setelah menjalani
operasi.
14. Kolaborasi
untuk pemberian obat-obatan premedikasi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar