Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyalahgunaan Zat




Pendahuluan
-         Drug           : Obat bukan untuk pengobatan .
-         Medicine     : Obat untuk pengobatan.
-         Drug abuse / substance abuse : Penyalahgunaan Zat.

NAZA :  Narkotik, Alkohol, Zat adiktif.
Narkoba : Narkotika dan obat terlarang.
Zat adiktif : zat yang dapat menimbulkan adiktif, yaitu ketagihan sampai pada depensi / ketergantungan.

Penyalahgunaan zat : Pemakaian zat diluar indikasi medik, tanpa petunjuk / resep dokter, pemakaian sendiri secara teratur atau berkala sekurang – kurangnya selama 1 bulan.

Ketergantungan zat.
= Kondisi yang kebanyakan di akibatkan oleh penyalahgunaan zat, yang disertai dengan adanya toleransi zat  ( dosis semakin tinggi ) dan gejala putus zat ( withdrawlsymptoms ).

Insiden
200 juta Pdkk Dunia Narkoba, 2 juta di Ina (polisi) atau 4 juta ( granat, 2002 ).

Hawari ( 1998 )  masalah gunung es.
-         Mortality rate                17,16  %
-         Kekuran paru                53,73  %
-         Ggn fungsi hati              55,10  %
-         Hep C                            56,63  %
-         HIV                               33, 33 % ( Hawari, 2000 ).
-         Kekambuhan                 43,9 % ( Pattison, E. M 1990 )
-                                                12,21 % ( Dadang hawari 1997 )
          6,83 % Bila taat beribadah ( hawari, 1999 )

Penyebab kekambuhan : teman ( 58,36 %, sugesti /craving) 23,21%, frustasi/ stres 18, 45 %. Hawari ( 1990) → terkena karena teman 81,3% dari teman itu suplai diperoleh.




Penelitian :
1.     Mulai 13–17 th, Paling banyak umur 13–25 th (97%), laki–laki (90%).
2.     Lebih dari satu obat ( poly drug abuser ) 68%

3.     Remaja                                    Kemungkinan terkena
-         Psikopat                                    19,9 x
-         ggn jiwa                                     18,8 x
-         Kecemasan                                13,8 x
-         Disfungsi keluarga                       7,9 x

Sifat – sifat NAZA:
1.      Keingingan tak tertahankan an overpowering desire)
2.     Takaran terus bertambah.
3.     Ketergantungan psikologisbila dihentikangelisah, cemas, depresi.
4.     Ketergantungan fisik   dihentikan   withdrawal symptoms / sakaw.

Jenis keterganrungan.
1. Ketergantungan primer
-           Karena adanya keemasan / depresi
-           Pergi ke NAZA bukan dokter.
-           Perlu : Terapi & rehabilitasi, Bukan hukuman.

2. Ketergantungan Reality
-         Karena peer group pressure.
-         Merupakan korban
-         Perlu : Terapi & Rehabilitasi bukan hukuman.

3. Ketergantungan Obat.
-         Misalnya karena psikopat, karena tipe kepribadian.
-         Untuk kesenangan semata.
-         Pengedar  → Kriminal
-         Terapi, rehabilitasi, hukuman.

Perubahan Perilaku

1. Meninggalkan kegiatan keagamaan.                 2. Bolos
3. Bohong                                                   4. Minggat
5. Free sex                                                  6. Mencuri
7. Prestasi belajar / kerja menurun.            8. Melanggar disiplin    
9. Merusak barang.                                     10. Trouble Maker        
11. Pemalas                                                          12. Mengancam            
13. Kecelakaan lalu lintas

Perubahan pandangan terhadap pengguna
1. Bukan masalah moral  Penyakit.
2. Bukan kriminal  Korban
3. Bukan hukuman  Pengobatan
4. Sembuhkan, tidak dikucilkan Terapi medik  Rehabilitasi

Mekanisme terjadinya

1. Orgabiologik  Gangguan mental  Perilaku

Wikler ( 1993 ) Conditioning theory
- Tubuh beradaptasi ( neuron – adoption ) jumlah reseptor meningkat,
   syaraf bekerja keras. Berhenti  → Sel  keausan  → Pakai lagi
- NAZA  telan, minum, hisap, suntikkan  darah Neuro – transmitter
   sel saraf otak.

- NAZA terikat pada reseptor ( bisa lepas & terikat lagi )
- Reseptor pada transmitter, enzim, membran sel saraf/ otot.
- NAZA mengubah muatan listrik.

4. Jenis reseptor.
a. Mu – Reseptor           :  Mengikat morfin / heroin.
                                          - Fungsi analgetik
b. Gamma – reseptor     :  Prilaku
c. Koppa reseptor                    : Sedasi, axia.
d. Delta reseptor            : Afek.


Contoh zat adiktif
1. Ganja
- Jantung berdebar, halusinasi & delusi, waktu terasa lambat, apatis.
- Gejala fisik : konjungtifa merah ( kopiler dilatasi )
- Nafsu makan bertambah, mulut kering.
- Perilaku maladaptif : Takut, Curiga, orientasi menurun , sosial & pekerjaan
   menurun, konflik dengan orang lain.

- Pakai ganja untuk : Lari dari kenyataaan.


2. Opiat ( Morfin / Heroin / Putauw ).
Bila baru dipakai ( hirup / suntik ) , gejala :
1. Pupil mata mengecil / melebar.
Disinari cahaya Melebar, gelap : Mengecil.
2. Euforia (fly) / disforia.(murung)
3. Apatis
4. Retardasi psikomotor ( malas )
5. Mengantuk / tidur. Malam - pagi : Bangun, siang : tidur.
6. Bicara cadel ( Slurred speech ) lidah pelo.
7. Konsentrasi menurun ( Konsentrasi dan belajar menurun, bisa
    kecelakaan lalu lintas
8. Daya ingat Menurun
9. Tingkah laku maladaptif

Tanda sakaw
1. Lakrimasi              2. Rhinorea                    3. Diatasi pupil
4. Keringat                5. Mual, muntah, diare  6. Merinding
7. Menguap               8. Hipertensi                  9. Palpitasi
10. Demam               11. Insomnia                  12. Nyeri obat/ tualng
13. nyeri kepala        14. Ngilu sendi               15 Mudah marah/agresif

Kematian : Edema paru – paru

2. Kokain ( crack )
Dihisap melalui hidung
Tanda :
1. Agitasi psokomotor ( gelisah)           
2. Elation ( gembira ) kontrol menurun
3. Grandiosity ( Harga diri meningkat, over confident )
4. Kontrol menurun, ketelitian menurun
5.  Banyak bicara ( flight of ldeas )                  6. Merasa terancam & waspada
7. Palpitasi                                             8. Dilatasi pupil
9.   Hipertensi                              10. Keringat >>, dingin
11. mual, muntah                         12 Maladaptif

Tanda sakaw
1. Depresi ( ingin mati )
2. Lelah, lesu, tidak berdaya
3. Insomnia
4. Mimpi banyak

Overdosis : - Halusinasi, delusi
                 - Hendaya ( impairment ) sosial.

Alkohol ( minuman keras )
Tanda – tanda :
1. Perubahan prilaku : Perkelahian, kekerasan.
2. Perubahan fisiologik ;
* Cadel, gangguan kordinasi, cara jalan tidak mantap, nistagamus, muka merah.
3. Psikologis ;
Perubahan efek, mudah marah, melantur, gangguan konsentrasi.

Gejala putus alkohol .
1. Tremor, kasar pada tangan, lidah, kelopak mata.
2. Gejala fisik :
-         Mual, muntah, letih, lesu, hiperaktif saraf  otonom, hipotensi ortostatik.
3. Psikologis
-         Cemas, takkut, perubahan afektif ( murung, depresi ) halusinasi, delusi.

Amfetamin ( Ektasi / Shabu – shabu )
- Ektasi ( ditelan ), shabu – shabu, dihirup dengan bong.

Tanda – tanda
1. Psikologis
a. Agitasi psikomotor = hiperaktif
b. Rasa gembira ( elation )
-         Mennghilangkan hambatan – hambatan implus seksual seks bebas.
c. harga diri meningkat ( grandiosity )
d. Melantur
e. Paranoid
f. Halusinasi penglihatan

2. Gejala fisik :
Palpitasi, dilatasi pupil, hipertensi, keringat berlebihan atau kedinginan, mual / muntah, prilaku maladaptif.

3. Waham :
a. Waham kejujuran,               b. Ideas of reference ( berita, pembicaraan, peristiwa ditujukan pada dirinya. )      c. Agresif              d. Cemas , gelisah.
e. Tidak bisa diam, mudah terprovokasi.

Gejala putus amfetamin.
1.     Perubahan efek : murung, sedih, bunuh diri.
2.     Lelah, lesu, tidak berdaya.
3.     Insomnia.
4.     Mimpi bertambah


Overdosis :
Rangsangan otak berlebih : gelisah, pusing, refleksi meningkat, tremur, tidak dapat tidur, agresif, halusinasi, panik, menggigil, kulit pucat/ merah, keringat meningkat palpitasi, tripertensi / merendah, aritma, nyeri dada, peredaran darah kolops, mual,muntah, diare, kejangkoma

Sedative / Hipnotika
= Nitrazepam, barbiturat.
= Bermanfaat untuk : Stres, kecemasan, insomnia, ( medicine ).

Gejala :
-   Emosi labil, hilangnya hambatan seksual / agresif, mudah marah, melantur.
-   Saraf : Cadel, gangguan kordinasi, cara jalan tidak mantap, gangguan perhatian.
-   Prilaku maladaptif.

Gejala putus sedative
-   Mual, muntah, kelelahan, hiperaktif saraf otonom, cemas, gangguan afektif, hipotensi ortostatik tremur.
-   Pakai ini awal kecanduan zat lain.

Tembakau
Gejala : craving, mudah marah, cemas, konsentrasi menurun tidak dapat diam, nyeri kepala, mengantuk, gangguan pencernaan.

Penelitian :
a.     Pintu pertama ke NAZA
b.     Pembunuh no 3. setelahjantung koroner / kanker.
c.      Memperpendek 12 menit / batang.
d.     10.000 / hari mati
e.      57.000 / tahun mati → Indonesia
f.       Kenaikan konsumsi di Indonesia tertinggi di Dunia ( 44 % ).
      g.  Disebut racun menular.


PENGKAJIAN

Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
Kecendrungan : alkholois

2. Faktor Psikologis
Teori Freud : fiksasi fase ural pada rokok memakan zat.
Harga diri menurun :          Konflik
                                               
                              HDR          Pakai zat              Cemas


                                                Tidak berdaya

3. Faktor sosial kultural
-         arus informasi
-         Seksual sosial budaya
-         Laki – laki : alkohol, opeat
-         Perempuan : diazepam
-         Teman sebaya

4. Faktor Pencetus
-         Masa remaja : Tidak aman, konflik ( mandiri >< tergantung )
-         Ingin senang / tidak ada nyeri
-         Stres sosial budaya
-         Peer pressure

Mekanisme Koping
Ada 3 mekanisme koping
- Denial                - Proyeksi             - Menghilangkan tanda – tanda gejala.


Diagnosa Keperawatan

Fase / Kecanduan alkohol
I. Prealcoholic phase
Ciri – ciri : - Minum untuk sosial, masih ada kontrol, untuk menghilangkan
                     stres.
   - Tahap akhir : Sering minum alkohol untuk menurunkan
      ketegangan.

II Early alcoholic phase
Ciri – ciri : Toleransi alkohol meningkat, sebelum kerja minum, minum sendiri ( malu kalau ketahuan ), rasa bersalah dihilangkan dengan minuman, kontrol menurun.

III. True alcoholic phase
 Ciri – ciri   : - Hidup berpusat pada alkohol, mulai dihindari kerabat
            - Tidak bisa Stop 


IV. Complete alcohol dependence
Ciri – ciri : Minum : Pagi – malam, tanda – tanda fisik terlihat, hati rusak, otak rusak, bisa mati kalau tidak ditolong.

Kecanduan Naza
I. Experimentation       : Coba – coba karena ingin tahu, pengaruh teman
                                           sebaya.

II. Early drug abuse     : Dipakai untuk sosial, obat teratur dipakai untuk
                                           kesenangan,   meredakkan kecemasan.

III. True drug addication.
-         Obat digunakan secara teratur, beberapa kali / hari.
-         Tanda psikologis & fisik ( + ), fokus utuk obat, fungsi sosial ( - )

IV Severe drug addication
-         Semua prilaku untuk mendapatkan naza
-         Kriminalitas ( + ), tampak beda, fisik buruk, bisa

Diagnosa Medik : - Intosikasi                - putus obat


Perencanaan

Tujuan : Putus dari ketergantungan klien takut apabila tidak pakai naza lagi

Oleh karena itu buat tupen  : 1 hari, 1 bulan, 3 bulan – 18 bulan

-   Pikiran ® Ingin pakai terus.
-   Jarang berhasil pada usaha pertama.
-   adiksi pada beberapa zat ® jangan pakai zat lain untuk menghentikan ® adiksi baru.

v Koping sehat, nyaman dan aman.
v Dukungan sosial ( + )
v Klien bertanggung jawab terhadap prilaku.

Intervensi
A. Aspek Biologis

Datang karena : Karena krisis : Overdosis, Putus obat, alergi, keracunan, dehidrasi, malnutrisi, HIV, infeksi.

 

1. Putus obat ( sakaw )               tidak mendapatkan    
-         Tidak pakai Naza lagi 
             dirawat
-         Detofikasi ; Penurunan secara perlahan.
·        Tanpa obat
·        digantikan obat lain ( pelan – pelan di turunkan )
Misal :        Chlordia zepoxide ® alkohol
                    Metadun ® heroin
                    Noloxan ® heroin
Metadun ( narkotika ) ® tidak merusak fungsi.
                   Bahaya : Adiksi lagi.

Tugas perawat :
# Riwayat : jenis, lama, banyak.
# Kejang – kejang                             # Periksa darah &  urine

2. Over dosis
-         Diberi antagonis narkotik.
-         Kaji   :  - sengaja atau tidak sengaja.
-                   :  - tanda – tanda suicide

3. Toxic psychosis
-         LSD ® Perilaku shizoferenia ( halusinasi )
-         kaji ® Jenis obat, melalui teman.
-         Rasa aman dari penyakit diri / orang lain.
-         Mengurangi kepanika, dari prilaku psikosis
-         Kontrol prilaku psikotik.
-         Tanda – tanda vital.
-         Diberi makanan yang berisat asam untuk mengeluarkan.

4. Pada kehamilan

-         Naza bisa menembus plasenta.
-         Menyebabkan kelainan kongenital, bayi juga adiksi.
-         Sebaiknya bebas dari Naza.


B. Intervensi Interaktif
# Perawat   : Perlu obyektif, tidak terpengaruh.

1. Group support.
·        Ajarkan      : Cara menolak ( individu )
·        Ikutan kelompok : bermain peran.

2. Pendidikan
Secara kelompok gunakan makalah, leaflet, film.

3. Konseling Individu
-         Jelaskan Prilaku yang boleh di RS
-         Jelaskan : Peraturan dari RS, bukan P
-         Jujur Peraturan : teliti
-         Terima pencapaian klien.
-         Tidak menyalahkan, memperhatiakan kesejahtraan.
-         Cegah sikap menyangkal, klien. ( Keluarga)

4. Intervensi sikap menyangkal ( denial)
-         Tidak mau mengakui pakai Naza, tidak mau mengetahui dampak dari Naza atau tidak mampu kontrol prilaku.
-         P ® konfontrasi dengan bukti – bukti yang ada.
-         Bila denial tidak ada ® klien bisa berubah

5. Kontrak prilaku
-         P3K berdiskusi : Perilaku yang dibolehkan ® ditulisi, ditanda tangani.
-         Supaya bisa kontrol prilaku.

6. Intervensi terhadap ketergantungan dengan orang lain.
-         Alasan agar tetap pakai Naza ( menyalahgunakan orang lain )
-         Untuk mencari perhatian.

7. Meningkatkan harga diri,
-         Mengikuti latihan asertif.
-         Karena kehilangan teman, sekolah pekarjaan ®Harga diri menurun ® Mengidentifikasi kekuatan klien.
-         Anjurkan : Konselur terhadap temannya.

8. Intervensi terhadap manipulasi
-         Untuk dapat Naza
-         Perlu konfrontasi  - Jelaskan : merusak kepercayaan.

9. Intervensi terhadap Kemarahan
Marah karena : Sadar harus melepaskan Naza, konfrontasi sadar akan prlakunya. Merah ® klien kembali kerja..
-         P perlu sadar : Merah klien ditujukkan pada dirinya.
-         saluran merah  : Tidak merusak : musik, olah raga
-         Identifikasi perilaku marah
-         Anjurkan : curahkan perasaan,
-         Ikut terapi kelompok.

10. Residivis
-         Sukar melepaskan diri. ® residivis.
-         P ® jangan mengkiritk / menolak ® pakai lagi
-         Intervensi penyebab

c. Sisitem dukungan sosial
1. Konseling keluarga.
2. Self – help groups.
-         AA : alkohol anyamous, NA
-         Perkumpulan para pecandu yang sudah sembuh
-         Alanon : perkumpulan keluarga yang anggota keluarganya sudah sembuh

3. Transitional living programs
     Tempat transisi setelah detofikasi, sebelum ke masyarakat

4. Program pemerintah/masyarakat
    GRANAT/BNN

5. Latihan kerja
6. Perawat : latihan asertif, konfrontasi dengan benar


Evaluasi
1. Klien mencapai tujuan
2. Klien mampu berkomunikasi dengan asertif
3. Klien tidak memakai NAZA
4. Klien aktif di masyarakat
5. Klien mampu ikut self help group, menjalin hubungan sosial

Tidak ada komentar: