Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)


I.       Latar Belakang
            Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya          
                        Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah  gangguan persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.


Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.




II.    Landasan Teori
a. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental
Health Nursing, 1987).

b. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
1)      Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
         2)   Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3)      Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4)      Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5)      Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
6)      Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan
 TAHAP
KARAKTERISTIK
PERILAKU KLIEN
Tahap I
Memberi rasa
nyaman tingkat
ansietas sedang
secara umum,
halusinasi
merupakan suatu
kesenangan
1.       Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
2.      Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas
3.      Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran, nonpsikotik.
1.      Tersenyum, tertawa sendiri
2.      Menggerakkan bibir tanpa suara
3.      Pergerakkan mata yang cepat
4.      Respon verbal yang lambat
5.      Diam dan berkonsentrasi
Tahap II
1.      Menyalahkan
2.      Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipati
1.      Pengalaman sensori menakutkan
2.      Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
3.      Mulai merasa kehilangan kontrol
4.      Menarik diri dari orang lain nonpsikotik.
1.      Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
2.      Perhatian dengan lingkungan berkurang
3.      Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja
4.      Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III
1.      Mengontrol
2.      Tingkat kecemasan berat
3.      Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
1.      Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).
2.      Isi halusinasi menjadi atraktif.
3.      Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.






1.      Perintah halusinasi ditaati.
2.      Sulit berhubungan dengan orang lain.
3.      Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.
4.      Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat
Tahap IV
1.      Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.
2.      Klien panik.

Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.
1.      Perilaku panik.
2.      Resiko tinggi mencederai.
3.      Agitasi atau kataton.
4.      Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

      Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1.       Sesi I              : Klien mengenal halusinasi
2.       Sesi II             : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3.       Sesi III           : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
                                dengan orang lain
4.       Sesi IV           : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
                                terjadwal
5.       Sesi V             : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III. Tujuan
            Tujuan umum
Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol halusinasinya, dan mengikuti program pengobatan secara optimal.
            Tujuan khusus
a.      Klien dapat mengenal halusinasi.
b.      Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c.      Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d.     Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e.      Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
IV. Sesi yang digunakan      
1.      Sesi I               : Klien mengenal halusinasi
2.      Sesi II              : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3.      Sesi III                        : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
                                dengan orang lain
4.      Sesi IV                        : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
                                terjadwal
5.      Sesi V              : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
V.    Klien
            Kriteria klien
a.       Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b.      Klien yang mengalami perubahan persepsi.
            Proses seleksi
a.       Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b.      Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c.       Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d.      Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

VI. Kriteria Hasil
            Evaluasi Struktur
a.       Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b.      Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
c.       Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d.      Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e.       Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
            Evaluasi Proses
a.       Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b.      Leader mampu memimpin acara.
c.       Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d.      Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e.       Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f.       Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g.      Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
            Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a.       Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b.      Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas



VII.    Antisipasi Masalah
            Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a.       Memanggil klien
b.      Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
            Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a.       Panggil nama klien
b.      Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
            Bila klien lain ingin ikut
a.       Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b.      Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut
c.       Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini

VIII. Pengorgnisasian
            Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal            : Kamis, 4 Februari 2010
b. Waktu                     : Pkl. 09.00 WIB s.d 10.00 (sesi I)
                                      Pkl.  14.30 WIB s.d 15.30 (sesi II)

c. Alokasi waktu         : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
                                      Terapi kelompok (25 menit)
                                      Penutup (10 menit)
d. Tempat                    : Poltekkes Depkes Tanjunngkarang
e. Jumlah klien            : 3 orang
      8.2 Tim Terapi
            a. Leader Sesi I           : Dedy Kurniawan Silionga
                Leader Sesi II         : Deki Afrizon
                Uraian tugas            :
1)      Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2)      Memimpin jalannya terapi kelompok
3)      Memimpin diskusi
            b. Co-leader Sesi I      : Soetrisno
                Co-leader Sesi II     : Ari Winarto
                  Uraian tugas          :
1)      Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2)      Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3)      Membantu memimpin jalannya kegiatan
4)      Menggantikan leader jika terhalang tugas
            c. Observer Sesi I        : Intan Mayasari
                Observer Sesi II      : Intan Mayasari
                  Uraian tugas          :
1)      Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara
2)      Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok
            d. Fasilitator Sesi I      : Ari Winarto
                                                  Destur Purnama Jati
                                                  Dekik Afrizon
                Fasilitator Sesi II     : Dedy Kuniawan Silitonga
                                                  Destur Purnama Jati
                                                  Soetrisno
                                                 
                Uraian tugas            :
1)      Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2)      Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3)      Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4)      Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5)      Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6)      Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

            Metode dan Media
a.       Metode
1)      Diskusi
2)      Bermain peran/stimulasi
b.   Media
   1) Papan nama
               2) Whiteboard
               3) Spidol
              
IX. Proses Pelaksanaan
      Sesi I: Mengenal halusinasi
a.       Salam terapeutik
1)      Salam terapeutik kepada klien
2)      Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)
3)      Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan nama)
b.      Evaluasi/validasi
      Menanyakan perasaan klien saat ini
c.       Kontrak
1)      Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara yang didengar
2)      Leader menjelaskan aturan main
3)      Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader
4)      Lama kegiatan 45 menit
5)      Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d.      Tahap kerja
1)      Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara  yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul
2)      Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis di whiteboard
3)      Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4)      Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar
e.       Tahap terminasi
1)      Evaluasi
a)      Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK
b)      Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2)      Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi muncul
3)      Kontrak yang akan datang
a)      Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b)      Menyepakati waktu dan tempat

X.    Evaluasi dan Dokumentasi
            Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
No
Nama Klien
Menyebut Isi Halusinasi
Menyebutkan Waktu terjadi Halusinasi
Menyebut Situasi Halusinasi Muncul
Menyebut Perasaan saat berhalusinasi







Petunjuk:
a.       Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b.      Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda   jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

            Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.

XI.  Setting Tempat
Gambar Setting Tempat







O
 

 


           

                       














K
 

K
 



F
 

F
 



K
 

K
 



K
 

K
 



F
 



 











Keterangan gambar:





L
 


 
 

            : Leader                                   : Tikar                                     


CL
 
 

            : Co-Leader

O
 
            : Observer


F
 
 

            : Fasilitator


K
 
 

            : Klien



Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

A. Tujuan
1.      Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2.      Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3.      Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
    situasi dan perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi
   dengan  cara menghardik
2) Menjelaskan aturan main
a) Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
    kepada leader
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
    mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua
    pasien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
   halusinasi pada saat halusinasi muncul
d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi,
    pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu...
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
    halusinasi
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
   setiap klien memperagakan menghardik halusinasi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
    jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian
    klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya
     yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap
    dengan orang lain
2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya





C. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi

Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No
Aspek yang dinilai
Nama Klien






1


2

3

4
Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektivitas cara yang digunakan
Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
Memperagakan cara menghardik halusinasi







Petunjuk:
c.       Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
d.      Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda   jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

Sesi III: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

Tujuan
1.         Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi
2.       Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
       halusinasi

Setting
  1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
  2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat
  1. Jadwal kegiatan harian
  2. Pulpen
  3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

Metode
  1. Diskusi dan tanya jawab
  2. Bermain peran/ simulasi dan latihan

Langkah Kegiatan
  1. Persiapan
a.       Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2
b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.   Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan keadaan klie saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di
    pelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
    menghadrik halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi
    dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main berikut
§  Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
§  Lama kegiatan 30 menit
§  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai


  1. Tahap kerja
a.       Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari- hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b.      Terapis meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard.
c.       Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis formulir yang sama di whiteboard.
d.      Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis menggunakan whiteboard.
e.       Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f.       Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
  1. Tahap terminasi
a.       Evaluasi
1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal  kegiatan dan memperagakannya.
2)      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b.      Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c.       Kontrak yang akan datang
1)      Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2)      Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.


Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi.


formulir evaluasi sebagai berikut.
SESI 3 TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

NO
ASPEK YANG DINILAI
NAMA KLIEN




1
Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan




2
Memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan




3
Menyusun jadwal kegiatan harian




4
Menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi






Petunjuk:
1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2.      Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi, beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.


Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti  TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi III. Klien mampu memperagakan kegitan  harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.


Sesi IV: Mencegah  Halusinasi dengan Bercakap-cakap

Tujuan
1.      Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi
2.      Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.

Setting
  1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
  2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat
  1. Spidol dan whiteboard/papan tulis
  2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Metode
  1. Diskusi kelompok
  2. Bermain peran/stimulasi

Langkah Kegiatan
  1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi III
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2 .   Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi
1) Menayakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
    telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
    terarah}untuk mencegah halusinasi.
            c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
     bercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
§  Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
§  Lama kegiatan 30 menit
§  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
  1. Tahap Kerja
a.       Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi
b.      Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.
c.       Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan
d.      Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul ”suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja
e.       Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnya
f.       Berikan pujian atas keberhasilan klien
g.      Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.

  1. Tahap Terminasi
a.       Evaluasi
1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2)      Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih
3)      Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.      Tindak lanjut
 Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.
c.       Kontrak yang akan datang
1)      Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
2)      Terapis menyepakati waktu dan tempat


Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khusunya pada tahap kerja.aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi IV : TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

NO
Aspek yang dinilai
Nama klien
1
Menyebutkan orang yang diajak bicara





2
Memperagakan percakapan





3
Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi







Petunjuk:
1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2.      Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti  TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi IV. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.



Sesi V: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

Tujuan
1.      Klien memahami pentingnya minum obat
2.      Klien memahami akibat tidak minum obat
   3.   Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

Setting
   1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
   2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis
            2.  Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
            3.  Beberapa contoh obat

Metode
1. Diskusi tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2 . Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
    menggunakan tiga cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan
    diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap}
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
     bercakap-cakap dan minum obat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
§  Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
§  Lama kegiatan 45 menit
§  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3.Tahap Kerja.
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
    kambuh karena obat memberi perasaan tenang
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
    memakannya. Buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat
e. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
f.  Berikan pujian pada klien yang benar
g. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di whiteboard)
h. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
   halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum atau
    tidak minum obat.
l. Berikan pujian bila benar.
4. Tahap Terminasi
a.Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.Tindak lanjut
      Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu,
      menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan minum
      obat
c.Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
    halusinasi
2) Buat  kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
    klien.

Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.


Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi V: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No
Nama Klien
Menyebutkan 5 benar cara minum obat
Menyebutkan keuntungan minum obat
Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat
1




2




3




4




5




6




7




8





Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 
     benar cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri
     tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti  TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi V. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

Tidak ada komentar: