Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Furosemid

Furosemid
Nama generik
Furosemide tablet 40 mg
Nama dagang di Indonesia
Arsiret (Meprofarm) tablet 40 mg
Cetasix (Soho) tablet 40 mg
Classic (Kimia Farma) tablet 40 mg
Diurefo (Pyridam) tablet 40 mg
Farsiretic (Ifars) tablet 40 mg
Farsix (Fahrenheit) cairan inj. 10 mg/ml; tablet 40 mg
Furosix (Landson) cairan inj. 10 mg/ml; tablet 40 mg
Gralixa (Graha) tablet 20 mg, 40 mg
Husamid (Gratia Husada) kaptabs 40 mg
Impugan (Alpharma) cairan inj. 20 mg/2 ml; tablet 40 mg
Lasix (Hoechst Marion Roussel Indonesia) cairan inj. 20 mg/2 ml; lar. infus 250 mg/25 ml; tablet 40 mg
Uresix (Sanbe) tablet ss. 40 mg
Yekasix (Yekatria) tablet 40 mg
Indikasi
Edema, oliguria karena gagal ginjal, hipertensi
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap furosemid, sulfonilurea; anuria; kekurangan elektrolit
Bentuk sediaan
Tablet, tablet salut selaput, cairan injeksi, larutan infus, kaplet











Dosis
Dosis dewasa
Oral : 20-80 mg/dosis, peningkatan dosis sampai 20-40 mg/dosis dengan interval 6-8 jam. Dosis dapat ditingkatkan sampai 600 mg/hari jika terjadi udem.
IM, IV : 20-40 mg/dosis, dapat diulangi dalam 1-2 jam jika diperlukan, dan ditingkatkan sebesar 20 mg/dosis sampai mendapatkan efek yang diinginkan.
Pada GGA, furosemid (1-3 g/hari PO atau IV) dapat digunakan, tetapi hindari penggunaannya pada pasien GGA yang menderita oliguria.
Dosis anak-anak
Oral : 1-2 mg/kg/dosis dapat ditingkatkan sebesar 1 mg/kg/dosis sampai mendapatkan efek yang diinginkan. Dosis maksimal sebesar 6 mg/kg/dosis.
IM, IV : 1 mg/kg/dosis ditingkatkan sebesar 1 mg/kg/dosis pada interval 6-12 jam sampai mendapatkan efek yang diinginkan, dapat ditingkatkan sampai 6 mg/kg/dosis.
Aturan pakai
Injeksi secara IV harus diberikan secara perlahan, kecepatan maksimum pemberian adalah 4 mg/menit.
Diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran cerna.
Efek samping
Rasa tidak enak di perut, hipotensi ortostatik, gangguan saluran cerna, penglihatan kabur, pusing, sakit kepala
Resiko khusus
Kehamilan
Faktor resiko C. Melewati sawar plasenta, meningkatkan produksi urin fetal, gangguan elektrolit. Biasanya penggunaan diuretik selama hamil dihindari karena adanya resiko penurunan perfusi plasenta.
Furosemida
Deskripsi

- Nama & Struktur Kimia
:
4-Chloro-N-furfuryl-5-sulphamoylanthranilic acid. C12H11ClN2O5S
- Sifat Fisikokimia
:
Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih. Praktis tidak larut dalam air dan diklorometan, larut sebagian dalam alkohol, larut dalam aseton.
- Keterangan
:
-

Golongan/Kelas Terapi
Diuretik



Nama Dagang
- Classic
- Diurefo
- Farsiretic
- Farsix
- Furosemid
- Furosix
- Impugan
- Lasix
- Cetasix










Indikasi
          Penanganan edema yang berhubungan dengan gagal jantung koroner dan penyakit hati, diberikan tunggal atau dalam kombinasi dengan antihipertensi pada penanganan hipertensi.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
          Bayi dan Anak : Oral :
          1-2 mg/kg/dosis dengan peningkatan 1 mg/kg/dosis pada setiap tahap peningkatan, sampai tercapai respon yang memuaskan, dosis maksimum 6 mg/kg/dosis pada rentang tidak lebih dari 6 jam.
          I.M, I.V : 1 mg/kg/dosis dengan peningkatan 1 mg/kg/dosis pada interval 6-12 jam sampai 6 mg/kg/dosis.
          Dewasa : Oral :
          Dosis awal 20-80 mg/dosis,dengan peningkatan 20-40 mg/dosis pada interval 6-8 jam; umumnya dosis pemeliharaan adalah dua kali sehari atau setiap hari; mungkin dititrasi lebih dari 600 mg/hari pada keadaan edermatous parah.
          Untuk hipertensi : 20-80 mg/hari dalam dua dosis terbagi.
          I.M.I.V : 20-40 mg/dosis, yang mungkin diulang 1-2 kali sesuai kebutuhan dan ditingkatkan 20 mg/dosis sampai tercapai efek yang diinginkan.Interval dosis yang umum : 6-12 jam ;
          untuk edema paru-paru akut, dosis yang umum digunakan adalah 40 mg, I.V selama 1-2 menit. Jika belum tercapai respon, dosis ditingkatkan sampai 80 mg.
          Infus I.V kontinyu :
          Dosis bolus i.v adalah 0,1mg/kg diikuti dengan infus i.v kontinyu 0,1 mg/kg/hari-dosis ditingkatkan setiap 2 jam sampai maksimum 0.4 mg/kg/jam jika output urin adalah <1 mL/kg/jam, Dosis ini telah terbukti efektif dan menurunkan kebutuhan harian furosemid dibandingkan dengan penggunaan furosemid yang tidak teratur.
          Gagal jantung refraktori :
          Oral, i.v : dosis 8 g/hari telah digunakan.
          Pasien lanjut usia :
          Oral, I.M, I.V :
           Dosis awal : 20 mg/hari, ditingkatkan perlahan sampai mencapai respon yang diharapkan.
           Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal : gagal ginjal akut; dosis tinggi (lebih dari 1-3 g/hari melalui oral/i.v) telah digunakan sebagai dosis awal untuk mencapai respon yang diharapkan, dihindari untuk keadaan oligouri.
Farmakologi
          Furosemid adalah suatu diuretika yang bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi ion Na pada jerat Henle.
          Onset kerja : Diuresis oral : 30-60 menit,
          I.M : 30 menit, I.V :~ 5 menit.
          Durasi : oral 6-8 jam, i.v : 2 jam.
          Absorpsi oral : 60-67%.
          Ikatan protein : > 98%.
          Metabolisme : melalui hati.
          T½ eliminasi : 0.5 -1.1 jam, sakit ginjal parah : 9 jam.
          Ekskresi melalui urin : (oral : 50%, i.v : 80%) selama 24 jam; feses (sebagai obat yang tidak berubah) : klirens non ginjal diperpanjang pada pasien gangguan ginjal.
Stabilitas Penyimpanan
          Furosemid injeksi harus disimpan pada suhu kamar yang terkontrol dan dilindungi dari cahaya. Pemaparan terhadap cahaya dapat menyebabkan perubahan warna. Furosemid jangan dipergunakan jika berubah warna menjadi kuning. Penyimpanan beku dapat menyebabkan pengendapan atau kristalisasi, pelarutan kembali pada suhu kamar atau penghangatan dapat dilakukan dan tidak mempengaruhi stabilitas obat. Furosemid tidak stabil pada media asam tetapi stabil pada media basa.
Kontraindikasi
          Hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain dalam sediaan atau sulfonil urea, anuria, pasien koma hepatik atau keadaan penurunan elektrolit parah sampai keadaannya membaik.
Efek Samping
          Hipotensi ortostatik, tromboflebitis, aortitis kronik, hipotensi akut,serangan jantung (akibat pemberian melalui I.V atau I.M), parethesias, vertigo, pusing, kepala terasa ringan, sakit kepala, pandangan kabur, demam, tidak bisa beristirahat, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalemia, hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia, hipomagnasemia, hiponatremia, dermatitis eksfoliatif, eritema multiform, purpura, fotosensitifitas, urtikaria, rashm pruritusm vaskulitis kutan, spasmus saluran urin, frekuensi uriner, anemia aplastik (jarang), trombositopenia, agranulositosis (jarang), anemia hemolitik, anemia, leukopenia, anemia, gangguan pendengaran (sementara atau permanen; pada pemberian I.M atau I.V). tinitus, tuli sementara (pada pemberian i.m atau i.v cepat), vaskulitis, alergi nefritis intestinal, glikosuria, penurunan kecepatan filtrasi dan aliran darah pada ginjal (karena overdiuresis), kenaikan BUN  sementara.
Interaksi
          - Dengan Obat Lain :
            Hipokalemia yang diinduksi oleh furosemid akan menyebabkan toksisitas pada digoksin dan dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat meningkatkan interval QT, termasuk antiaritmia tipe Ia dan III, cisaprid dan beberapa kuinolon (sparfloksasin, gatifloksasin dan moksifloksasin). Risiko toksisitas litium dan salisilat akan meningkat dengan adanya diuretik loop. Efek hipotensi dan/atau efek lanjut pada ginjal dari inhibitor ACE dan anti inflamasi non steroid akan meningkat dengan adanya hipovolemia yang diinduksi oleh furosemida, Efek obat bloker adrenergik perifer atau bloker ganglion dapat ditingkatkan oleh furosemid. Furosemid dapat meningkatkan risiko toksisitas dengan agen ototoksik lain (aminoglikosida, cis-platinum), terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal. Efek sinergis diuretik lebih cenderung terjadi pada penggunaan bersama obat antihipertensi lain dan hipotensi dapat terjadi. Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin dan antiinflamasi non steroid dapat menurunkan efek natriuretik dan hipotensif dari furosemid. Colestipol, kolestiramin dan sukralfat akan menurunkan efek furosemid, beri jarak pemberian 2 jam. Furosemid dapat mengantagonis efek relaksan otot skeletal (tubokurarin). Toleransi glukosa dapat diturunkan oleh furosemid, perlu penyesuaian dosis obat hipoglikemik. Metformin dapat menurunkan konsentrasi furosemid.
          - Dengan Makanan : Konsentrasi furosemid menurun dengan adanya makanan. Hindari dong quai, efedra, yohimbe, ginseng (memperparah hipotensi), bawang putih (dapat meningkatkan efek hipertensi), batasi penggunaan licorice.

Pengaruh
          - Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : C
          - Terhadap Ibu Menyusui : Furosemid didistribusi ke air susu, gunakan dengan hati-hati.
          - Terhadap Anak-anak : -

          - Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring
          -
Bentuk Sediaan
          Tablet 40 mg, Injeksi i.v./i.m. 10mg/ml, Ampul 2 ml
Peringatan
           Diuretik loop adalah diuretik kuat, monitor dengan ketat dan evaluasi dosis untuk mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, berikan perhatian pada penggunaan bersama obat nefrotoksik atau ototoksik, pasien yang tidak diketahui hipersensitifitasnya terhadap sulfonamida atau diuretik lain (kemungkinan adanya sensitifitas silang; hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat reaksi berat).
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
           -
Informasi Pasien
           1. Urin yang keluar akan lebih banyak dan sering,ini membantu pengeluaran air dalam tubuh serta menurunkan tekanan darah
           2. Makanlah obat ini pada waktu yang sama setiap harinya ,jika mungkin janganlah dimakan sebelumtidur karena tidur akan terganggu dengan seringnya urinasi.
           3. Makanlah buah atau makanan untuk mengganti kehilangan kalium yang banyak terbuang bersama urin
           5.  Jika timbul nyeri otot, mual, pusing, radang pada pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada persendian, segeralah ke dokter.
           6. Jauhkan dari jangkauan anak.
Mekanisme Aksi
           Inhibisi reansorpsi natrium dan klorida pada jerat Henle menaik dan tubulus ginjal distal, mempengaruhi sistem kotranspor ikatan klorida, selanjutnya meningkatkan ekskresi air, natrium, klorida magnesium dan kalsium.
Monitoring Penggunaan Obat
           -


2. Furosemid
• Nama Obat: Afrosic
• Mekanisme Kerja: menghambat reabsorpsi sodium dan klorida pada tubulus proksimal, distal dan lengkung henle.
• Indikasi: perawatan edema yang berkaitan dengan gagal hati kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, hipertensi.
• Dosis: PO: 2 – 2,5 g/hari. IV: 2 – 2,5 g/hari. Dosis maksimum IV bolus 1 g/hari lebih dari 30 menit.
• KI: Hipersensitivitas pada sulfonilurea, anuria.
• ESO: CV: hipotensi orostatik, tromboplebitis, aortitis kronik. SSP: vertigo, sakit kepala, pusing, paresthesia, gelisah, demam. Dermatologi: fotosensitivitas, urtikaria, pruritus, necrotizing angiitis, exfoliative dermatitis, erythema multiforme, ruam, iritasi lokal dan nyeri. Mata dan THT: penglihatan kabur, xanthopsia (penglihatan menguning), tinnitus, gangguan pendengaran. GI: anoreksia, nausea, vomiting, diare, iritasi lambung dan oral, keram, konstipasi, pankreatitis. GU: kekejangan kandung kemih, nefritis intersisial, glikosuria. Hematologik: anemia, leukopenia, purpura, anemia aplastik, trombositopenia, agranulositosis. Hati: jaundice, ischemic hepatitis. Metabolik: hiperurisemia, hiperglisemia, hipokalemia, alkalosis metabolik. Lainnya: kejang otot, lemas.
• Interaksi Obat: Aminoglikosida: dapat meningkatkan toksisitas pada pendengaran. Arang: dapat menurunkan absorpsi furosemid. Cisplatin: dapat menyebabkan ototoksisitas tambahan. Digitalis glikosida: gangguan elektrolit. Litium: dapat meningkatkan level litium plasma dan toksisitas. NSAID: dapat mengurangi efek furosemid. Fenitoin: dapat mengurangi efek diuretik furosemid. Salisilat: dapat merusak respon diuretik pada pasien dengan sirosis dan ascites. Diuretik tiazis: efek sinergis, dapat menyebabkan diuresis dan abnormalitas elektrolit serius. Inkompatibilitas: gentamisin, milrinone atau netilmicin pada dekstrosa 5 % dalam air atau saline normal: tidak menambah larutan furosemid, terbentuk endapan. Larutan asam kuat, pH < 5,5: tidak tercampur dengan larutan furosemid.
(Tatro, 2003)
DIURETIK (HCT/Furosemid)

Farmakodinamik:
  • Absorpsi: GI: H cepat, F 65-75%
  • Distribusi: PP: H: 65%, F: 95%
  • Metabolisme: t ½ : H: 6-15 jam, F: 30-50 menit
  • Eliminasi: ginjal

Farmakodinamik:
  • H: PO: M: <2jam, P: 3-6jam, L: 6-12jam
  • F: PO: M: < 1jam, P: 1-2 jam, L: 6-8jam
  • IV: M: 5 menit, P: 20-30 menit, L: 2jam

Efek terapeutik:
  • Menurunkan volume darah dan menambah ekskresi Na, sehingga menurunkan tekanan darah
Efek samping:
  • Pusing, vertigo, sakit kepala, mual, muntah, diare
Reaksi merugikan:
  • Dehidrasi berat, hipotensi nyata, trombositopenia, agranulositosis
Kontraindikasi:
  • Payah ginjal, penurunan elektrolit

PROSES KEPERAWATAN DIURETIK

Pengkajian Perencanaan
Pengkajian:
  • Kaji tanda vital, elektrolit serum
  • Periksa edema pitting
  • Periksa bunyi nafas (cairan paru)
Perencanaan:
  • Edema tungkai hilang 1 minggu
  • Hasil lab elektrolit normal (penggantian K mungkin diperlukan)

Intervensi Keperawatan
  • Pantau tanda vital (TD, denyut jantung) → syock
  • Panatau BB klien
  • Pantau volume urine
  • Pantau hasil lab (elektrolit serum, gula, asam urat, BUN (blood urea nitrogen)
  • Periksa tanda: hipokalemia (lemah otot, BU ↓, aritmia, bingung)

Penyuluhan
  • Pertahankan nutrisi, kurangi garam, tingkatkan makanan kaya K (pisang, kacang, daging, ikan)
  • Pantau klien minum digoksin dan HCT → keracunan digitalis (bradikardi)
  • Panatau klien DM dengan HCT → hipoglikemia
  • Pelan2 bangun dari tidur ke berdiri

Referensi
  1. Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
  2. Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
  3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
4.      Furosemide 10 mg/ml Inj
5.      http://obat-penyakit.com/wp-content/themes/HealthyLifestyle/images/date.pngMay 16th, 2010 http://obat-penyakit.com/wp-content/themes/HealthyLifestyle/images/user.pngObat Penyakit
6.      Furosemide 10 
mg/ml Inj
7.      Deskripsi:
Furosemida adalah diuretik derivat asam antranilat. Aktivitas diuretik furosemida terutama dengan jalan menghambat absorpsi natrium dan klorida, tidak hanya pada tubulus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada loop of Henle.
Tempat kerja yang spesifik ini menghasilkan efektivitas kerja yang tinggi. Efektivitas kerja furosemida ditingkatkan dengan efek vasodilatasi dan penurunan hambatan vaskuler sehingga akan meningkatkan aliran darah ke ginjal. Furosemida juga menunjukkan aktivitas menurunkan
tekanan darah sebagai akibat penurunan volume plasma.
8.      Komposisi:
Tiap ml Injeksi mengandung 10 mg furosemida
9.      Indikasi:
Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.
Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan
obat antihipertensi.
Furosemida sangat berguna untuk keadaan-keadaan yang membutuhkan diuretik kuat.
Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan.
10.  Dosis:
Dewasa
���������
Dosis awal:
20 – 40 mg i.v. atau i.m.
Bila hasilnya belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg (1 ampul) tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang memuaskan.
11.  Dosis individual:
20 mg (1 ampul), 1 – 2 kali sehari.
12.  Edema paru-paru akut����������������������������
Dosis awal:
40 mg (2 ampul) i.v.
Bila dibutuhkan dapat diberikan dosis lanjutan 20 – 40 mg (1 – 2 ampul) setelah 20 menit.
13.  Forced diuresis (diuresis yang dipaksakan).���
14.  20 – 40 mg furosemida (1 – 2 ampul ) diberikan sebagai tambahan dalam infus elektrolit.
15.  Selanjutnya tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian cairan dan elektrolit yang hilang.
16.  Pada keracunan karena asam atau basa, kecepatan eliminasi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan keasaman atau kebasaan urin.
17.  Anak-anak
Pemakaian parenteral hanya diberikan pada kondisi yang mengancam jiwa. i.v. atau i.m.: sehari 1 mg/kg bb, maksimum 20 mg.
18.  Selanjutnya terapi parenteral harus secepatnya diganti secara oral.
19.  Kemasan:
Ktk 25
20.  No. Registrasi:
GKL9920924643A1
21.  Produksi:
PT Indofarma TBK
Furosemida
Deskripsi

- Nama & Struktur Kimia
:
4-Chloro-N-furfuryl-5-sulphamoylanthranilic acid. C12H11ClN2O5S
- Sifat Fisikokimia
:
Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih. Praktis tidak larut dalam air dan diklorometan, larut sebagian dalam alkohol, larut dalam aseton.
- Keterangan
:
-

Golongan/Kelas Terapi
Diuretik



Nama Dagang
- Classic
- Diurefo
- Farsiretic
- Farsix
- Furosemid
- Furosix
- Impugan
- Lasix
- Cetasix










Indikasi
          Penanganan edema yang berhubungan dengan gagal jantung koroner dan penyakit hati, diberikan tunggal atau dalam kombinasi dengan antihipertensi pada penanganan hipertensi.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
          Bayi dan Anak : Oral :
          1-2 mg/kg/dosis dengan peningkatan 1 mg/kg/dosis pada setiap tahap peningkatan, sampai tercapai respon yang memuaskan, dosis maksimum 6 mg/kg/dosis pada rentang tidak lebih dari 6 jam.
          I.M, I.V : 1 mg/kg/dosis dengan peningkatan 1 mg/kg/dosis pada interval 6-12 jam sampai 6 mg/kg/dosis.
          Dewasa : Oral :
          Dosis awal 20-80 mg/dosis,dengan peningkatan 20-40 mg/dosis pada interval 6-8 jam; umumnya dosis pemeliharaan adalah dua kali sehari atau setiap hari; mungkin dititrasi lebih dari 600 mg/hari pada keadaan edermatous parah.
          Untuk hipertensi : 20-80 mg/hari dalam dua dosis terbagi.
          I.M.I.V : 20-40 mg/dosis, yang mungkin diulang 1-2 kali sesuai kebutuhan dan ditingkatkan 20 mg/dosis sampai tercapai efek yang diinginkan.Interval dosis yang umum : 6-12 jam ;
          untuk edema paru-paru akut, dosis yang umum digunakan adalah 40 mg, I.V selama 1-2 menit. Jika belum tercapai respon, dosis ditingkatkan sampai 80 mg.
          Infus I.V kontinyu :
          Dosis bolus i.v adalah 0,1mg/kg diikuti dengan infus i.v kontinyu 0,1 mg/kg/hari-dosis ditingkatkan setiap 2 jam sampai maksimum 0.4 mg/kg/jam jika output urin adalah <1 mL/kg/jam, Dosis ini telah terbukti efektif dan menurunkan kebutuhan harian furosemid dibandingkan dengan penggunaan furosemid yang tidak teratur.
          Gagal jantung refraktori :
          Oral, i.v : dosis 8 g/hari telah digunakan.
          Pasien lanjut usia :
          Oral, I.M, I.V :
           Dosis awal : 20 mg/hari, ditingkatkan perlahan sampai mencapai respon yang diharapkan.
           Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal : gagal ginjal akut; dosis tinggi (lebih dari 1-3 g/hari melalui oral/i.v) telah digunakan sebagai dosis awal untuk mencapai respon yang diharapkan, dihindari untuk keadaan oligouri.
Farmakologi
          Furosemid adalah suatu diuretika yang bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi ion Na pada jerat Henle.
          Onset kerja : Diuresis oral : 30-60 menit,
          I.M : 30 menit, I.V :~ 5 menit.
          Durasi : oral 6-8 jam, i.v : 2 jam.
          Absorpsi oral : 60-67%.
          Ikatan protein : > 98%.
          Metabolisme : melalui hati.
          T½ eliminasi : 0.5 -1.1 jam, sakit ginjal parah : 9 jam.
          Ekskresi melalui urin : (oral : 50%, i.v : 80%) selama 24 jam; feses (sebagai obat yang tidak berubah) : klirens non ginjal diperpanjang pada pasien gangguan ginjal.
Stabilitas Penyimpanan
          Furosemid injeksi harus disimpan pada suhu kamar yang terkontrol dan dilindungi dari cahaya. Pemaparan terhadap cahaya dapat menyebabkan perubahan warna. Furosemid jangan dipergunakan jika berubah warna menjadi kuning. Penyimpanan beku dapat menyebabkan pengendapan atau kristalisasi, pelarutan kembali pada suhu kamar atau penghangatan dapat dilakukan dan tidak mempengaruhi stabilitas obat. Furosemid tidak stabil pada media asam tetapi stabil pada media basa.
Kontraindikasi
          Hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain dalam sediaan atau sulfonil urea, anuria, pasien koma hepatik atau keadaan penurunan elektrolit parah sampai keadaannya membaik.
Efek Samping
          Hipotensi ortostatik, tromboflebitis, aortitis kronik, hipotensi akut,serangan jantung (akibat pemberian melalui I.V atau I.M), parethesias, vertigo, pusing, kepala terasa ringan, sakit kepala, pandangan kabur, demam, tidak bisa beristirahat, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalemia, hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia, hipomagnasemia, hiponatremia, dermatitis eksfoliatif, eritema multiform, purpura, fotosensitifitas, urtikaria, rashm pruritusm vaskulitis kutan, spasmus saluran urin, frekuensi uriner, anemia aplastik (jarang), trombositopenia, agranulositosis (jarang), anemia hemolitik, anemia, leukopenia, anemia, gangguan pendengaran (sementara atau permanen; pada pemberian I.M atau I.V). tinitus, tuli sementara (pada pemberian i.m atau i.v cepat), vaskulitis, alergi nefritis intestinal, glikosuria, penurunan kecepatan filtrasi dan aliran darah pada ginjal (karena overdiuresis), kenaikan BUN  sementara.
Interaksi
          - Dengan Obat Lain :
            Hipokalemia yang diinduksi oleh furosemid akan menyebabkan toksisitas pada digoksin dan dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat meningkatkan interval QT, termasuk antiaritmia tipe Ia dan III, cisaprid dan beberapa kuinolon (sparfloksasin, gatifloksasin dan moksifloksasin). Risiko toksisitas litium dan salisilat akan meningkat dengan adanya diuretik loop. Efek hipotensi dan/atau efek lanjut pada ginjal dari inhibitor ACE dan anti inflamasi non steroid akan meningkat dengan adanya hipovolemia yang diinduksi oleh furosemida, Efek obat bloker adrenergik perifer atau bloker ganglion dapat ditingkatkan oleh furosemid. Furosemid dapat meningkatkan risiko toksisitas dengan agen ototoksik lain (aminoglikosida, cis-platinum), terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal. Efek sinergis diuretik lebih cenderung terjadi pada penggunaan bersama obat antihipertensi lain dan hipotensi dapat terjadi. Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin dan antiinflamasi non steroid dapat menurunkan efek natriuretik dan hipotensif dari furosemid. Colestipol, kolestiramin dan sukralfat akan menurunkan efek furosemid, beri jarak pemberian 2 jam. Furosemid dapat mengantagonis efek relaksan otot skeletal (tubokurarin). Toleransi glukosa dapat diturunkan oleh furosemid, perlu penyesuaian dosis obat hipoglikemik. Metformin dapat menurunkan konsentrasi furosemid.
          - Dengan Makanan : Konsentrasi furosemid menurun dengan adanya makanan. Hindari dong quai, efedra, yohimbe, ginseng (memperparah hipotensi), bawang putih (dapat meningkatkan efek hipertensi), batasi penggunaan licorice.

Pengaruh       - Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : C
          - Terhadap Ibu Menyusui : Furosemid didistribusi ke air susu, gunakan dengan hati-hati.
          - Terhadap Anak-anak : -

          - Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring
          -
Bentuk Sediaan
          Tablet 40 mg, Injeksi i.v./i.m. 10mg/ml, Ampul 2 ml
Peringatan
           Diuretik loop adalah diuretik kuat, monitor dengan ketat dan evaluasi dosis untuk mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, berikan perhatian pada penggunaan bersama obat nefrotoksik atau ototoksik, pasien yang tidak diketahui hipersensitifitasnya terhadap sulfonamida atau diuretik lain (kemungkinan adanya sensitifitas silang; hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat reaksi berat).
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
           -
Informasi Pasien
           1. Urin yang keluar akan lebih banyak dan sering,ini membantu pengeluaran air dalam tubuh serta menurunkan tekanan darah
           2. Makanlah obat ini pada waktu yang sama setiap harinya ,jika mungkin janganlah dimakan sebelumtidur karena tidur akan terganggu dengan seringnya urinasi.
           3. Makanlah buah atau makanan untuk mengganti kehilangan kalium yang banyak terbuang bersama urin
           5.  Jika timbul nyeri otot, mual, pusing, radang pada pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada persendian, segeralah ke dokter.
           6. Jauhkan dari jangkauan anak.
Mekanisme Aksi
           Inhibisi reansorpsi natrium dan klorida pada jerat Henle menaik dan tubulus ginjal distal, mempengaruhi sistem kotranspor ikatan klorida, selanjutnya meningkatkan ekskresi air, natrium, klorida magnesium dan kalsium.
Monitoring Penggunaan Obat
           -


KELAS OBAT DAN MEKANISME: furosemide adalah diuretik kuat (air pil) yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh. Di ginjal, garam (terdiri dari natrium dan klorida), air, dan molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari darah dan masuk ke dalam tubulus ginjal. Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni. Sebagian besar natrium, klorida dan air yang disaring dari darah diserap ke dalam darah sebelum cairan disaring menjadi air kencing dan dihilangkan dari tubuh. Furosemide bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis). Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam, dan diuresis berlangsung sekitar 6-8 jam. Tindakan awal setelah injeksi adalah lima menit dan durasi diuresis adalah dua jam. Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan natrium, klorida, tubuh air dan mineral lainnya. Oleh karena itu, berhati-hati pengawasan medis yang diperlukan selama perawatan. Furosemide disetujui FDA pada bulan Juli 1982.

Tidak ada komentar: