Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

DIET DASH NATRIUM UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

Kendalikan Hipertensi dengan Strategi DASH-Natrium
Penulis : Budi Sutomo
//Strategi mengatasi hipertensi adalah dengan diet yang benar. Model diet yang relatif baru adalah Dietary Approaches to Stop Hypertension-Natrium (DASH-Natrium). Bagaimana caranya?//




Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup serba cepat berpengaruh terhadap pola makan. Saat ini masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak garam. Pola makan kurang sehat pemicu penyakit seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus dan obesitas.
Perlu diketahui bahwa saat ini hipertensi menjadi the silent disease masyarakat modern. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, menunjukan prevalensi hipertensi cukup tinggi, yaitu 83 orang per 1.000 anggota keluarga. Padahal dengan gaya hidup teratur, Anda bisa terhindar dari penyakit ini.


Gaya hidup sehat
Jika Anda sering merasa pusing, sakit kepala, dan tengkuk pegal, segera periksa tekanan darah. Jika tekanan sistolik/diastoliknya melebihi 130/80 mm Hg, kemungkinan Anda mengalami hipertensi. Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi yang lebih serius, seperti gagal ginjal, serangan jantung atau stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.
Menurut Dr Victor Tambunan MS. Sp GK, ahli gizi FKUI, beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tak sehat. Seperti kurang olah raga, stres, minum-minuman beralkohol, merokok dan kurang istirahat. Kebiasaan makan juga perlu diwaspadai. Pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dokter Victor juga menjelaskan bahwa natrium sebenarnya mineral esensial yang berguna bagi tubuh. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengatur kontraksi dan relaksasi otot sehingga tetap diperlukan, namun asupannya harus dibatasi sesuai keperluan tubuh.
Permasalahanya jika natrium dikonsumsi berlebihan. Ginjal yang berfungsi mengatur kebutuhan natrium di dalam tubuh tidak bisa membuang kelebihan natrium, akibatnya menumpuk di dalam darah. Karena natrium menarik dan menahan air, volume darah meningkat, jantung memompa darah lebih keras sehingga tekanan dalam arteri meningkat. Kondisi inilah yang menjadikan hipertensi.

Diet DASH-Natrium
Banyak pola makan dianjurkan untuk mengendalikan hipertensi. Seperti saran Departemen Kesehatan menganjurkan untuk mejalani diet rendah garam, meliputi diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gr/hari), menengah (1,25-3,75 gr/hari) dan berat (kurang dari 1,25 gr/hari). Agar lebih berhasil, diet rendah garam harus dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol atau lemak terbatas, diet tinggi serat dan diet rendah energi bagi penderita hipertensi yang juga obesitas. Diet ini terasa berat karena garam yang dikonsumsi sangat rendah dan menjadikan makanan hambar tak berasa.
Saat ini mulai di luar negeri mulai diperkenalkan diet DASH-Natrium( Dietary Approaches to Stop Hypertension-Natrium). Para ahli sepakat bahwa asupan natrium yang berlebihan terbukti menaikan tekanan darah pemicu hipertensi. Sumber utama natrium yang masuk ke dalam tubuh adalah makanan yang menggunakan garam. Diet ini pada intinya mengatur pola makan dengan menghindari natrium dan banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, serealia, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak.
Penelitian DASH-Natrium yang dilakukan National Heart, Lung and Blood Institute menunjukkan hasil yang bermakna. Dengan membatasi konsumsi garam hanya sebanyak 1.500 mg per hari, terjadi penurunan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 11,5 mm Hg pada penderita hipertensi.
Menurut WHO Expert Committee on Prevention of Cardiovascular Disease, konsumsi natrium disarankan 2.400 mg per hari (setara dengan 1 sendok teh). Jauh diatas kebutuhan tubuh yang hanya memerlukan 500 mg/hari. Kendalanya, rasa makanan menjadi kurang bisa diterima karena rasa hidangan menjadi hambar. Diet DASH-Natrium mengambil garis tengah, yaitu asupan natrium dibatasi 1.500 mg per hari dan sudah terbukti pola diet ini mampu menurunkan tekanan darah.
Menurut dokter Victor bagi masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan pola makan sarat bumbu dan tinggi natrium (dalam bentuk garam dapur/NaCl). Diet DASH-Natrium masih susah diterima karena makanan akan terasa hambar sehingga mempengaruhi selera makan. Jika dipaksakan, orang tidak lagi berselera, hanya makan sedikit, sehingga asupan nutrisi penting berkurang. Diet ini hanya cocok diterapkan bagi penderita hipertensi saja, papar dokter Victor. Senada dengan Dr. Victor, ketika dikonfirmasi penulis, Dr. Palindungan, SpPD-KGH menjelaskan, konsumsi natrium bagi penderita hipertensi memang harus di batasi. Ambang batas yang masih doperbolehkan adalah sekitar 2.400 mg garam dapur atau setara dengan satu sendok teh garam dapur.


Kurangi garam, siasati bumbu
Untuk itu kita perlu melakukan strategi atau memodifikasi penggunaan garam (natrium), dan hal itu tidak sulit. Caranya dengan menambahkan bumbu dan rempah-rempah. Banyak bumbu dan rempah, baik kering maupun segar yang mampu meningkatkan cita rasa masakan tanpa banyak menambahkan garam. Seperti seledri, daun bawang, bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, daun bay, lada, pala, jahe, bumbu kari atau rempah-rempah eropa seperti oregan, thyme, daun dill dan daun sage. Sebaiknya merendam bumbu kering terlebih dahulu dengan air agar aroma lebih keluar.
Selain menggunakan bumbu-bumbu, teknik memasak juga berpengaruh terhadap aroma dan cita rasa masakan. Pilih metode memasak dengan menggoreng, menumis atau memanggang. Memasak dengan cara ini lebih disarankan karena akan menghasilkan hidangan beraroma lebih harum dan lezat sehingga selera makan tergugah.
Metode memasak dengan cara dikukus dan direbus kurang disarankan karena rasa makanan terasa hambar. Agar diet DASH-Natrium berhasil, cermati bahan pangan yang disarankan, boleh digunakan sesekali atau sebaiknya dihindari (tabel 1). Jangan lupa, cermati zat aditif makanan yang biasa Anda gunakan sebagai bumbu masak karena sebagian berbasis natrium (table 2). Agar diet lebih berhasil, diet ini juga harus dibarengi dengan diet rendah lemak, terutama bagi penderita hipertensi yang gemuk (obesitas).
Tabel 1: Gunakan, Batasi dan Hindari
Gunakan
(Bahan Pangan Segar) Batasi
(Pangan Olahan Bergaram Rendah) Hindari
(Pangan Olahan Bergaram tinggi)
Sapi, ayam, ikan, udang, telur segar, tempe, tahu, kacang-kacangan segar, susu segar, kecap tanpa garam Daging asap, ikan beku/kalengan bergaram rendah, kornet, keju, tahu olahan, keripik tempe, susu kemasan, kecap bergaram rendah Ikan asin, pindang asin, petis, terasi, telur asin, kacang-kacangan olahan dengan menambahkan garam, kecap asin
Roti tawar, nasi, kentang, pasta, ubi jalar, jagung, terigu, tepung beras, maizena, minyak nabati Crackers bergaram, kentang goreng bergaram, cemilan seperti goreng-gorengan, cake polos, pancake, mentega tawar, margarine Roti dengan olesan/isi, sup instant, adonan roti siap pakai buatan pabrik, popcorn bergaram. Mentega asin
Sayuran segar, buah-buahan segar, jus segar, air putih Sayuran dan buah-buahan kalengan tanpa garam dan pengawet, kopi, teh, cokelat, jus kemasan tanpa pengawet Sayuran dan buah-buahan beku dengan tambahan garam dan pengawet, saus tomat, asinan buah dan sayuran, soft drink, cocktail beralkohol,
Rujukan: Mayo Clinic, Hipertensi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. 2002.


Tabel 2: Aditif Makanan Berbasis Natrium

Meskipun tidak menggunakan garam, bisa jadi Anda mengonsumsi natrium jumlah besar tanpa Anda menyadarinya. Berikut daftar bahan makanan yang ternyata mengandung natrium.
Zat aditif Penggunaan
Garam (natrium klorida) Bumbu masak, garam meja, pengalengan makanan dan pengawetan makanan
Monosodium glutamate Penyedap rasa masakan, bumbu snack dan makanan kemasan siap saji
Soda kue (natrium bikarbonat) Pengembang cake, roti dan kue-kue tradisional
Dinatrium fosfat Ditambahkan pada olahan sereal cepat saji dan keju
Natrium alginate Pengemulsi adonan pada susu cokelat dan es krim
Sumber: American Heart Association, Sodium and Blood Pressure.1996

Cegah Hipertensi dengan Pola Makan


Kamis, 27 Februari, 2003 oleh: Gsianturi
Cegah Hipertensi dengan Pola Makan
Gizi.net - Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, osteoporosis, dan hipertensi.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria.

Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali.

Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara.
Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari).
Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat. Dan keempat, diet rendah energi (bagi yang kegemukan).

Jenis Hipertensi
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi.

Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.

Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90 persen pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.

Golongan kedua adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).

Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Berdasarkan diastolik dan sistolik, penggolongan tekanan darah serta saran yang dianjurkan adalah seperti pada Tabel 1.

Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.

Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Ambang Batas Rasa
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Natrium dan klorida merupakan ion utama cairan ekstraseluler.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.

Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat.

Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.

Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).

Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG). Budaya penggunaan MSG sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Hampir semua ibu rumah tangga, penjual makanan, dan penyedia jasa katering selalu menggunakannya. Penggunaan MSG di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual bakso, bubur ayam, soto, dan lain-lain, dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkok tanpa takaran yang jelas.

Imbangi Kalium
Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.

Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya.

Sebagai contoh, rasio kalium terhadap natrium pada tomat segar adalah 100:1, menjadi 10:6 pada tomat kaleng dan 1:28 pada saus tomat. Contoh lain adalah rasio kalium terhadap natrium pada kentang bakar 100:1, menjadi 10:9 pada keripik, dan 1:1,7 salad kentang.
Dari data tersebut tampak bahwa proses pengolahan menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.(Prof. DR. Ir. Made Astawan, MS.
Guru Besar Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB)

Sumber: http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0301/23/gizi.htm


Diet Hipertensi, Kolesterol, dan Asam Urat  

dr. Aldico Sapardan

Artikel Terkait

20/05/2009 00:14 | 
Resep sederhana dalam meraih kondisi tubuh yang sehat nan prima adalah makan secukupnya dan olah raga secukupnya. Namun yang umumnya terjadi adalah satu dari bagian faktor tersebut tidak saling melengkapi. Oleh karenanya, muncullah beraneka penyakit degeneratif yang membawa berbagai potensi ancaman bagi kesehatan tubuh manusia.

Meninjau keunikan metabolisme tubuh manusia satu sama lainnya, makin beragam pula risiko yang muncul. Ada beberapa tubuh yang rentan akan gejala hipertensi, ada pula yang mudah terancam akan tingginya kolesterol dalam darah yang di antaranya dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner.

Diet Rendah Garam
Bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) ataupun penyakit ginjal, kondisi tubuh penderita membutuhkan makanan dengan kandungan garam yang sedikit.

Pengurangan penggunaan garam yang dimaksud bukanlah dilaksanakan pada semua jenis garam, namun pengurangan yang ada lebih kepada maksud pembatasan jumlah garam atau natrium klorida (NaCl) dalam makanan selain penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), serta sodium karbonat. Sangat dianjurkan pada pelaku diet ini untuk mengonsumsi garam dapur (garam yang mengandung iodium) tidak lebih daripada 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh.

Tujuan dari diet ini adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi serta membantu menghilangkan penimbunan garam atau air dalam jaringan tubuh.

Cukup mudah untuk menjalani diet ini, cukup menyesuaikan dengan penyakit yang diderita, membatasi konsumsi kalori, protein serta mineral, serta menyesuaikan garam natrium yang dibutuhkan tubuh.

Untuk memudahkan diet ini cobalah untuk:
1. Tidak meletakkan garam di atas meja makan.
2. Pilihlah sayuran yang segar. Makanan yang terdapat di kemasan kaleng banyak mengandung garam. Jika pun mau tidak mau harus mengonsumsi sayuran kaleng maka cuci bersih sayuran dengan air sebelum dikonsumsi untuk mengurangi kandungan garam yang melekat di sayuran tersebut.
3. Pilihlah buah yang segar, karena umumnya buah-buah yang segar memiliki kandungan rendah natrium namun kaya akan kandungan kalium.
4. Menambahkan rasa di makanan dengan bumbu atau rempah lainnya seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, salam, gula, atau cuka selain garam.
5. Untuk makanan camilan pilihlah kacang, biskuit, dan makanan camilan lainnya yang tidak mengandung banyak garam.
6. Hindarilah penggunaan saus tomat, terasi, petis, MSG, tauco pada makanan yang akan Anda konsumsi.

Diet Rendah Kolesterol
Langkah untuk melakukan diet rendah kolesterol biasanya diambil oleh orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi maupun penderita penyakit jantung. Karena pada mekanismenya, kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sehingga mengundang risiko serangan jantung.

Pada hakikatnya tubuh manusia masih membutuhkan kolesterol untuk pembentukan senyawa-senyawa yang memiliki inti sterol seperti vitamin D, hormon-hormon anabolik, serta empedu. Tujuan dari diet ini ialah untuk mencukupkan kadar kolesterol yang ada dalam darah, yang secara tidak langsung bersamaan dengan proses pengurangan berat badan.

Pada pelaku diet ini, cobalah untuk makan dalam porsi yang sedikit namun dengan frekuensi tinggi. Hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh. Pada umumnya lemak jenuh terdapat pada daging sapi, kambing, babi, susu full cream atau susu murni, jerohan, mentega, kuning telur, dan keju. Selauin bahaya lemak jenuh pada lemak hewani tersebut, masih terdapat ancaman yang dihindari dari lemak nabati, seperti halnya minyak kacang dan minyak kelapa sawit.

Bahan yang mengalami salah persepsi oleh jebakan trik pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan produsen minyak goreng. Masyarakat diperkenalkan oleh minyak goreng yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang tanah, minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari sekalipun.

Memang benar adanya minyak sayur yang berasal dari tumbuh-tumbuhan memiliki kandungan lemak tak jenuh dalam komposisi produknya, namun sedikit yang mengetahui bahwasanya lemak jenuh tetap akan muncul ketika sampai pada proses pencernaan manusia. Sedahsyat apapun minyak goreng tersebut mengklaim dirinya memiliki lemak tak jenuh, tetap saja, ketika masuk ke tubuh manusia, akibat reaksi proses pencernaan alamiah dengan kehadiran minyak goreng tersebut pada tubuh maka akan terformulasikan yang menghasilkan lemak jenuh jua.

Jadi intinya, kurangi makanan yang melalui proses goreng-gorengan. Jikapun sudah terlanjur mengonsumsi, imbangkan dengan berolah raga. Dengan harapan, lemak jenuh dapat terbakar habis menjadi energi.

Mulai pilihlah makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan serat seperti roti, beras, gandum. Konsumsi ayam tanpa kulit. Untuk kebutuhan nutrisi pada daging, gantilah dengan putih telur. Kurangi pula makanan yang mengandung kaya gula, seperti es krim, cokelat, soft drink, gula-gula, dan lainnya.

Diet Purin
Pembatasan konsumsi zat purin dikhususkan bagi penderita gangguan asam urat. Sedikit banyak gangguan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan pola makan. Diet rendah purin bertujuan untuk mengurangi makanan yang kaya akan kandungan purin seperti sarden, kangkung, jerohan, dan bayam. Jika pada kadar normal makanan sehari-hari ambang kandungan purin yang bisa ditoleransi adalah 600 – 1000 mg, maka pada program diet ini dibatasi berkisar pada 120 – 150 mg.

Dengan pembatasan kandungan purin tersebut, dapat menghasilkan penurunan kadar asam urat dalam darah dan melancarkan pengeluaran asam urat.

Diet ini dapat dipermudah dengan melakukan kiat sederhana sebagai berikut:
1. Mengonsumsi kalori, protein, mineral, dan vitamin sesuai dengan kebutuhan tubuh secukupnya.
2. Dengan mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dapat membantu pengeluaran asam urat melalui air seni. Diperlukan zat karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi lebih dari 100g/hari. Adapun zat karbohidrat kompleks didapat pada singkong, roti, dan ubi.
3. Melakukan diet rendah lemak, karena lemak cenderung menjadi penghambat pengeluaran asam urat.
4. Selain diet rendah lemak, diperlukan pula diet rendah protein, karena kandungan protein dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Anjuran asupan protein disarankan pada penderita maksimal di kisaran 50-70 g/hari.
5. Untuk membantu pengeluaran kelebihan asam urat serta mencegah pengendapan asam urat pada ginjal cobalah untuk meminum sedikitnya dua hingga tiga liter per hari.
6. Hindari mengonsumsi alkohol karena kandungan alkohol dapat menjadi penghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.[](DA/AS)

Link: http://www.klikdokter.com/article/detail/182

Pembuluh darah koroner yang menderita aterosklerotik, selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah tersebut, dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Nama lengkapnya adalah hipertensi esensial.

Pembatasan jumlah cairan, ataupun pemberian cairan / air minum lebih daripada biasanya kepada penderita, juga ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap tekanan darah.

Diet rendah garam umumnya dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi. Akan tetapi banyak ahli kedokteran yang masih meragukan efek diet rendah garam itu terhadap penurunan tekanan darah.

Lebih-lebih jika kandungan natrium dalam diet penderita di atas 250 gram sehari. Jadi agar diet rendah garam itu membawa pengaruh berupa penurunan tekanan darah, maka kandungan natrium dalam diet harus berkisar antara 200 – 250 mg sehari.

Jika digunakan diet Kempner dengan kadar natrium sekitar 200 mg, diet itu harus diberikan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu, penderita hipertensi, sungguhpun ia sudah menjalani diet pantang garam, masih juga memerlukan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.

1. Makanan yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah :
  • Sayuran dan buah-buahan. Kandungan serat dan vitamin Cnya dapat membentu menurunkan tekanan darah tinggi.
  • Serealia juga berfungsi untuk membantu menyerap lemak dan kandungan seratnya membantu dalam poses pencernaan makanan.
  • Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel, dan sarden.

2. Makanan Yang harus dikurangi
  • Makanan kaleng atau makanan yang sudah diproses dengan kandungan garam yang tinggi.
  • Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel dan sarden
  • Makanan berlemak.
  • Minuman beralkohol.

3. Makanan Yang harus dihindari
  • Makanan bergaram tinggi.
  • Konsumsi alkohol berlebih dan merokok.



Pola makan Penderita Hipertensi
PDF

Ditulis oleh Luthfi Hani   
Jumat, 01 Oktober 2010 14:02
Hipertensi  adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah.
Bagi para penderita hipertensi (Tekanan darah >160/gram mmHg), selain pemberian obat-obatan anti hipertensi juga perlu terapi dietetic dan merubah gaya hidup seperti diet.
Tujuan penatalaksanaan diet:
1. Membantu menurunkan tekanan darah
2. Mempertahankan tekanan darah menuju normal
3. Menurunkan factor resiko lain (berat badan berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah)
4. Mencegah timbulnya penyakit degenerative lain (jantung, ginjal dan diabetes mellitus)
Prinsip diet pada penderita hipertensi:
A. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
B. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
C. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet
Konsumsi garam dapur tidak lebih 1/4-1/2 sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium
Mengatur Menu Makanan
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih)
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, cracker, keripik dan makanan kering yang asin)
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink)
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan, sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise,  serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam
6. Bumbu-bumb seperti kecap, magi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian, tape

STOP : KONSUMSI DAGING KAMBING DAN DURIAN
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah
a. Dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih),  jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
b. Makanan dapat di tumis untuk memperbaiki rasa.
c. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
d. Meningkatkan pemasukan kalium
Nara Sumber : Dr. Amalia D.Syamri (Poliklinik IP Kantor Pusat)
Terakhir Updated pada Jumat, 01 Oktober 2010 15:20


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kelainan sirkulasi darah yang paling sering terjadi. Hipertensi yang khronis dapat menghantar seseorang untuk mengalami penyakit fatal seperti serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal. Fakta di dunia barat mencatat, 1 dari 5 orang dewasa menderita penyakit ini.

Para ahli berpendapat bahwa hipertensi bisa diturunkan secara herediter. Itu artinya, bila salah satu dari orang tua kita menderita hipertensi maka kemungkinan besar anak anaknya juga akan menderita penyakit yang sama. Penyakit ini sering dialami oleh orang dewasa dan mereka yang sudah berusia lanjut. Hipertensi lebih sering diderita oleh kaum laki laki daripada kaum perempuan. Walaupun demikian, perempuan yang mengkonsumsi pil kontrasepsi juga mudah terkena hipertensi. Orang yang sering mengalami stress juga rawan terkena hipertensi begitu juga dengan mereka yang perokok berat.

Obat obatan dapat mengatasi masalah hipertensi tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Obat hanya dapat membuat tekanan darah anda kembali normal namun tidak dapat memberikan jaminan serangan hipertensi tidak akan kambuh lagi. Pengaturan diet dan aktivitas fisik dapat membantu menjaga tekanan darah dan mencegah hipertensi. Orang yang gemuk memiliki peluang menderita hipertensi lebih besar bila dibandingkan dengan mereka yang kurus.

Alkohol dilarang dikonsumsi oleh mereka yang menderita hipertensi karena alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Walaupun demikian, ada beberapa dokter yang menyarankan mengkonsumsi sedikit anggur merah setelah makan untuk diperoleh manfaat antioksidannya. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak sangat tidak dianjurkan.

Beberapa penelitian membuktikan, mengkonsumsi makanan rendah garam sangat membantu mereka yang menderita hipertensi. Batasi konsumsi garam sampai 4 gram sehari. Menjaga rasa makanan sealami mungkin merupakan diet yang terbaik.

Saat menurunkan konsumsi garam, konsumsilah banyak buah dan sayuran yang tinggi kadar potasiumnya seperti kacang kacangan, aprikot dan lain lain. Potasium dapat membantu menurunkan tekanan darah. Bagi mereka yang mengalami gangguan ginjal, sebaiknya jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung potasium karena dapat memperburuk keadaan ginjalnya.

Kalsium dan magnesium merupakan dua jenis mineral yang bagus untuk penderita tekanan darah tinggi. Buah buahan dan sayuran yang tinggi seratnya juga mempunyai kemampuan untuk menurunkan tekanan darah. Asam lemak tak jenuh seperti omega 3 yang berasal dari minyak ikan tuna juga mempunyai efek yang bagus untuk menurunkan tekanan darah.

Pengaturan diet diatas lebih besar pengaruhnya bila tekanan darah tidak terlampau tinggi atau untuk mereka yang ingin menghindari hipertensi. Bila memang tekanan darah anda tidak terkontrol, sebaiknya anda selalu berkomunikasi dengan dokter anda untuk mendapatkan pengobatan yang pas.

sumber:infounik.com
__________________

POLA DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
PDF
Print

Wednesday, 07 July 2010 13:46
 
Niken Ratna S, S.Gz (gbr tengah) meenjelaskan diet untuk penderita hipertensi.
 
Beberapa dokter muda RSI SA, memeriksa warga Lampersari.
 
Suasana saat pembagian makanan tambahan bagi warga Lampersari.
Untuk yang kedua kalinya, di Kelurahan Lampersari Semarang, RSI Sultan Agung Semarang kembali mengadakan acara Pos Pelayanan Terpandu (Posyandu). Bakti sosial yang diselenggarakan kemarin, merupakan lanjutan dari bakti sosial yang pertama pada kamis (3/6). Serupa dengan bakti sosial yang pertama, tim RSI SA juga mengadakan serangkaian kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan oleh dokter muda RSI SA, edukasi kesehatan dan pembagian makanan tambahan gratis untuk.
Untuk edukasi kesehatan, warga Lampersari mendapatkan informasi dari RSI SA mengenai pola diet bagi penderita hipertensi. Niken Ratna S, S.Gz, yang sehari-harinya bertugas di bagian gizi, memaparkan bagaimana seharusnya penderita hipertensi dalam mengkonsumsi sebuah makanan. Namun, sebelum menjelaskan bagiamana pola diet bagi penderita hipertensi, Nike--sapaan akrabnya--lebih dahulu memberikan pendahuluan mengenai apa itu hipertensi.
Dikatakan oleh Niken, Hipertensi merupakan sebuah keadaan dimana seseorang mempunyai tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Hipertensi ini, sambungnya, bisa mengakibatkan komplikasi lebih lanjut seperti penyakit jantung gangguan ginjal bahkan stroke. "Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol" papar Niken.
Meski demikian, Niken tetap memberikan sebuah cara agar para penderita hipertensi bisa tetap menikmati makanan tanpa takut dengan resiko komplikasi dari hipertensi. Caranya, menurut Niken, bisa dengan menggantikan garam dengan bumbu-bumbu alami seperti bawang putih, bawang merah, salam dan laos. Selain itu, Niken menganjurkan untuk mevariasikan dalam mengolah berbagai masakan. "Variasi tersebut bisa dengan memanggang, menggoreng dan pepes" tutur Niken.
Jika memang cara tersebut dirasa sulit, masih ada berbagai cara lain untuk menyiasati agar masakan tersebut tetap sedap. Yakni dengan menggunakan garam diet rendah. Garam diet rendah ini, menurut Niken bisa didapat di supermaket terdekat. Mengenai makanan yang harus dihindari oleh penderita hipertensi, Niken memberikan contoh. "Beberapa makanan seperti ikan asin, dendeng,abon, pindang harus dihindari. Makanan ini mengandung garam" tambah Niken seraya melanjutkan makanan lain yang harus dihindari adalah jenis makanan yang mengandung bakin soda seperti roti, biskuit, krakers. 

Diet bagi Penderita Hipertensi

E-mailCetakPDF
Pembuluh darah koroner yang menderita aterosklerotik, selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah tersebut, dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Nama lengkapnya adalah hipertensi esensial.
Pembatasan jumlah cairan, ataupun pemberian cairan / air minum lebih daripada biasanya kepada penderita, juga ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap tekanan darah.
Diet rendah garam umumnya dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi. Akan tetapi banyak ahli kedokteran yang masih meragukan efek diet rendah garam itu terhadap penurunan tekanan darah.
Lebih-lebih jika kandungan natrium dalam diet penderita di atas 250 gram sehari. Jadi agar diet rendah garam itu membawa pengaruh berupa penurunan tekanan darah, maka kandungan natrium dalam diet harus berkisar antara 200 – 250 mg sehari.
Jika digunakan diet Kempner dengan kadar natrium sekitar 200 mg, diet itu harus diberikan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu, penderita hipertensi, sungguhpun ia sudah menjalani diet pantang garam, masih juga memerlukan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.
1. Makanan yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah :
  • Sayuran dan buah-buahan. Kandungan serat dan vitamin Cnya dapat membentu menurunkan tekanan darah tinggi.
  • Serealia juga berfungsi untuk membantu menyerap lemak dan kandungan seratnya membantu dalam poses pencernaan makanan.
  • Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel, dan sarden.
2. Makanan Yang harus dikurangi
  • Makanan kaleng atau makanan yang sudah diproses dengan kandungan garam yang tinggi.
  • Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel dan sarden
  • Makanan berlemak.
  • Minuman beralkohol
3. Makanan Yang harus dihindari
  • Makanan bergaram tinggi.
  • Konsumsi alkohol berlebih dan merokok.
Mengapa Garam Berbahaya
Di Indonesia, hampir 90 persen penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) masuk dalam kategori primer. Artinya, penyakit tersebut amat dipengaruhi oleh faktor makanan yang banyak dibubuhi garam. Diet rendah garam sejak dini membantu mencegah terkena risiko hipertensi.
"Hipertensi primer ini tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Asia lainnya. Maklum, kuliner masyarakat di Asia kaya dengan bumbu dan garam," kata dokter spesialis jantung dari RS Mitra keluarga Kelapa Gading, dr Sari S Mumpuni dalam seminar tentang pengendalian hipertensi, yang digelar Departemen Kesehatan terkait dengan peringatan Hari Hipertensi Sedunia, di Jakarta, Rabu (2/7).
Karena itu, lanjut dr Sari, pentingnya melakukan diet rendah garam sejak dini, terutama pada mereka yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga. Selain menghindar dari faktor risiko lain seperti stress. Pasalnya, stress dapat memicu peningkatan hormon adrenalin dan kortisol.
"Dan yang tak kalah penting adalah hindari rokok dan minuman beralkohol, ganti dengan kegiatan olahraga dan banyak mengkonsumsi makanan berserat," katanya menandaskan.
Hipertensi patut mendapat perhatian, karena di Amerika penyakit tersebut telah menjadi keprihatinan tersendiri. Mengingat, saat ini ada sekitar 20 persen penduduk Amerika atau lebih dari 50 juta orang yang terkena hipertensi.
"Setiap tahun ada sekitar 2 juta orang di Amerika terdeteksi kena hipertensi. Dari 50 juta populasi hipertensi, sayangnya yang melakukan kontrol rutin hanya sekitar 27 persen dan sekitar 13 persen tidak mengetahui kalau mereka menderita hipertensi," kata dr Sari.
Bagaimana prevalensi hipertensi di Indonesia ?
Data Departemen Kesehatan menunjukkan, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia ditenggarai telah mencapai 17-21 persen dari total penduduk. "Parahnya, kebanyakan dari pengidap tidak menyadari kalau mereka sudah menderita penyakit hipertensi," kata Sekjen Depkes, dr Sjafii Achmad dalam pidato pembukaannya.
Menurut Sjafii Achmad, kebanyakan masyarakat tidak sadar kalau dirinya terkena hipertensi, lantaran penyakit itu ditandai oleh gejala-gejala khusus. "Data WHO, dari 50 persen penderita hipertensi yang terdeteksi, hanya 25 persen mendapat pengobatan dan hanya 12,5 persen yang dapat diobati dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 dan data Pola Penyebab Kematian Umum di Indonesia disebutkan, penyakit jantung dan pembuluh darah dianggap sebagai pembunuh nomor wahid di Tanah air. "Umumnya, gangguan jantung dan pembuluh darah berawal dari hipertensi," ucapnya.
Dr Sari mengemukakan, hipertensi bukan saja menimbulkan kelainan vaskuler yang menjadi pemicu terjadinya serangan stroke dan jantung, tetapi juga merusak ginjal yang berujung pada cuci darah akibat ginjalnya yang sudah tidak berfungsi.
"Hipertensi juga bisa merusak kerja mata dan menimbulkan kelainan atau gangguan kerja otak, sehingga intelegensia penderita dapat menurun drastik," ujarnya.

Tengkuk Terasa Pegal
Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).
Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring.
"Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi," tuturnya.
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter. Biasanya dokter akan mengecek dua kali atau lebih sebelum menentukan anda terkena tekanan darah tinggi atau tidak.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Natrium dan klorida merupakan ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat.
Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG). Budaya penggunaan MSG sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Hampir semua ibu rumah tangga, penjual makanan, dan penyedia jasa katering selalu menggunakannya.
Penggunaan MSG di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual bakso, bubur ayam, soto, dan lain-lain, dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkok tanpa takaran yang jelas.
Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari).
Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat. Dan keempat, diet rendah energi bagi mereka yang kegemukan.

http://www.naturindonesia.com/diet-sehat/93-diet-untuk-kesehatan/572-diet-bagi-penderita-hipertensi.html

Tidak ada komentar: