Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

TERAPI NGT


Pengkajian secara umum pada pasien yang dilakukan pemasangan NGT harus berfokus pada:
1. Instruksi dokter tentang tipe selang dan penggunaan selang
2. Ukuran selang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3. Riwayat masalah sinus atau nasal
4. Distensi abdomen, nyeri atau mual

Perencanaan keperawatan untuk menghindari beberapa komplikasi
1. Komplikasi mekanisa. Agar selang tidak tersumbat- perawat atau pasien harus teratur membersihkan selang dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam- bila aliran nutrisi enteral sementara terhenti, selang harus dibersihkan setiap 30 menit dengan menyemprotkan air atau theb. Agar selang tidak mengalami dislokasi- selang harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasa sakit- posisi kepala pasien harus lebih tinggi dari alas tempat tidur (+ 30°)

2. Komplikasi pulmonal: aspirasia. Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggib. Letak selang mulai hidung sampai ke lambung harus sempurna
.Untuk mengontrol letak selang tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui selang.
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan selanga. sebelum selang dimasukkan, harus diukur dahulu secara individual (pada setiap pasien) panjangnya selang yang diperlukan, dari permukaan lubang hidung sampai keujung distal sternum.b. selang harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidungc. selang harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasasakitd. perawat dan pasien harus setiap kali mengontrol letaknya tanda di selang, apakah masih tetap tidak berubah (tergeser).
4. Komplikasi yang disebabkan oleh yang zat nutrisi antara laina. Komplikasi yang terjadi di usus- Diare- Perut terasa penuh- Rasa mual, terutama pada masa permulaan pemberian nutrisi enteralb. Komplikasi metabolik hiperglikemia.Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di ususPemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap.
Tahap pembangunan; dengan mempergunakan mesin pompa
Hari 1 : kecepatan aliran 20 ml/jam = 480 ml/har
iHari 2 : kecepatan aliran 40 ml/jam = 960 ml/hari
Hari 3 : kecepatan aliran 60 ml/jam = 1440 ml/hari
Hari 4 : kecepatan aliran 80 ml/jam = 1920 ml/hari
Hari 5 : kecepatan aliran 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari
Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari keempat harus ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus (parenteral).
Nutrisi enteral konsep 24 jam:
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400ml/hari = 2400 kcal/hari.Kemungkinan II
Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)
Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)
Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)
Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)
Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari)Nutrisi enteral konsep 12 jamKecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari = 2400 kcal/hari

Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat olehpemberian nutrisi enteral selama 12 jam sehari. Misalnya, hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam.

Contoh:
(Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987) Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare.Dianjurkan:- kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam- ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang- setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80 ml/jam- tunggu lagi 48 jam- bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan seterusnya. - Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi 40 ml/jam dan perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan dinaikkan lagi
NGT adalah salah satu cara pemberian nutrisi secara enteral. Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral.

Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:
• Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus
• Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna
• Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna
• Mengurangi proses katabolic
• Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna
• Mempercepat penyembuhan luka
• Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral
• Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan Nutrisi Parenteral
• Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998)

Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus merupakan indikator bahwa saluran cerna berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska pembedahan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus halus.
Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai menghambat pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).

Tidak ada komentar: